Selain IKIGAI, ada filosofi orang Jepang yang menarik lainnya, yaitu KAIZEN. Apa si yang dimaksud dengan Kaizen?
Kita semua pasti menginginkan perubahan ke arah lebih baik dalam semua sisi kehidupan. Akan tetapi, seringkali saking inginnya cepat berubah dan mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan, sehingga kita melupakan proses. Fokus kepada hasil hanya akan membuat kita kelelahan, akhirnya tidak berkomitmen dan mudah menyerah, sehingga justru kita tidak bergerak ke mana-mana. Keinginan instant adalah musuh dalam proses perubahan itu sendiri.
Dalam proses perubahan, motivasi dan niat saja tidak cukup. Ada hal yang tidak kalah penting dari itu, yaitu bagaimana menanamkan kebiasaan dan adanya perbaikan secara terus menerus. Inilah yang diterapkan orang Jepang dalam kehidupannya yang disebut sebagai prinsip KAIZEN.
Kaizen terdiri dari dua huruf kanji Kai dan Zen. Kai memiliki arti perubahan dan Zen memiliki arti kebaikan. Dikutip dari Forbes, Kaizen adalah sebuah praktik untuk memperbaiki diri dengan tindakan kecil secara bertahap yang kemudian akan menjadi kebiasaan dan dapat mengarah pada kesuksesan. Secara mudahnya, Kaizen bisa diartikan sebagai perbaikan yang terus menerus (continous improvement).
Filosofi Kaizen ini sebenarnya filosofi bisnis yang dikembangkan di Jepang sekitar tahun 1950-an. Tetapi, saya pikir prinsip ini juga bisa diterapkan dalam self improvement, yaitu untuk pertumbuhan diri secara personal dalam sisi hidup apapun.
Menurut Robert Maurer, strategi menerapkan Kaizen dalam pengembangan diri terletak pada 6 (enam) poin:
1. Mengajukan pertanyaan kecil untuk mengatasi rasa takut.
kenapa penting mengajukan pertanyaan? Karena terkadang kita sudah hopeless dulu dengan impian kita. “Ah kayaknya susah terwujud,” “Mau si, tapi sepertinya susah,” dan lain sebagainya. Akhirnya kita tidak melakukan apapun. Memiliki tujuan penting, tetapi memikirkan bagaimana mewujudkannya kadang membuat otak kita berat, dan bawah sadar justru menolaknya. Dengan mengajukan pertanyaan kecil, otak kita diajak untuk berpikir kecil dan sederhana yang memungkinkan kita semangat untuk mulai melakukan.
Contoh saat kita ingin membuat sebuah karya buku. Jika berpikir menulis 200 halaman, itu akan terasa berat. Tetapi jika kita memberikan pertanyaan kecil, seperti contohnya, “saya bisa menulis berapa kalimat ya, sehari?”
Atau jika kita ingin menambah penghasilan, ketika pikiran kita langsung tertuju berapa juta yang bisa saya hasilkan sebulan? itu bisa jadi berat untuk kita. Tetapi jika kita mengajukan pertanyaan kecil, seperti “saya akan menawarkan dagangan saya ke berapa orang sehari?” atau “saya akan posting produk saya berapa kali seminggu?” itu akan jauh lebih ringan.
2. Menggunakan pemikiran kecil
Dengan menggunakan pemikiran kecil, kita akan membayangkan bahwa hal itu mudah dan menyenangkan. Contohnya saat berat mau memulai olah raga, pikirkan saja dengan olah raga meskipun hanya 5 menit, tubuh kita akan berkeringat dan aliran darah lancar. Atau misalnya kita takut berbicara di depan umum, pikirkan saja bahwa mudah kok berbicara, mulai dari bicara sendiri di depan cermin. Atau membuat video pendek di tiktok. Ini akan melatih kita terbiasa dengan hal-hal yang mungkin sebelumnya menakutkan untuk kita. Ini akan menciptakan pola pikir, perilaku, dan keahlian baru.
3. Melakukan tindakan kecil untuk memulai perubahan dengan potensi keberhasilan tinggi.
Mengajukan pertanyaan dan memikirkan pemikiran kecil saja tanpa ada tindakan nyata adalah hal yang sia-sia. Tentu kita harus segera mengambil tindakan nyata. Namun tetap berpegang pada konsep Kaizen yaitu dimulai dari hal-hal kecil dan mudah secara bertahap sehingga akan menjadi kebiasaan.
Jika ingin menulis, mulailah menulis meski hanya satu kalimat. Jika ingin tubuhnya sehat, mulailah meski hanya berjalan kaki. Jika ingin menambah penghasilan, mulailah dengan mempromokan suatu produk, dan lain sebagainya.
4. Memecahkan masalah kecil sebelum masalah tersebut menjadi besar.
Terkadang, kita lebih memilih untuk lari dari masalah daripada menyelesaikannya. Padahal, masalah akan tetap membayangi meskipun sekuat apapun kita berusaha mengelak darinya. Jangan biarkan masalah terlewati begitu saja, mulailah dengan mengidentifikasi satu kesalahan kecil yang kita lakukan pada hari ini. Pikirkan tanda-tanda kecil yang bisa mengarah ke masalah besar, jangan mengabaikannya dan mulailah memikirkan langkah kecil apa yang bisa dilakukan.
5. Memberikan imbalan kecil
Memberikan reward atas kemajuan atau keberhasilan yang telah dicapai pada diri sendiri merupakan sebuah strategi yang terbaik untuk memberi kekuatan. Tidak ada salahnya untuk memberikan reward asalkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan reward kita akan semakin termotivasi dan lebih bersemangat.
6. Mengapresiasi momen kecil
Jangan abaikan momen-momen kecil yang telah terjadi. Apresiasi momen kecil karena ini akan mengubah hidup. Mengapa? Karena seringkali ide-ide hebat muncul saat kita menyadari momen-momen kecil yang telah terjadi dalam hidup kita.
Dan hal paling penting lainnya adalah konsisten. Keajaiban Kaizen datang dari perubahan-perubahan yang terjadi secara bertahap. Lakukanlah hal-hal kecil secara konsisten untuk mencapai tujuan. Hasil yang sebanding akan terlihat perlahan-lahan sesuai dengan upaya yang telah dilakukan.
Agar ke-6 prinsip tersebut bisa diterapkan untuk sampai pada prinsip Kaizen, perlu diterapkan model Plan-Do-Check-Act (PDCA). Ini merupakan model yang pas sesuai dengan prinsip Kaizen yaitu continuous improvement.
-
Plan
Tujuan menjadi kunci keberhasilan dalam kaizen, jika tujuannya telah akurat maka keberhasilan dapat tercapai.
2. Do
Melakukan pekerjaan atau proses sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Check
Memeriksa dan mengevaluasi pencapaian dan tujuan
4. Act
Setelah melakukan tahap pemeriksaan dan evaluasi, maka dibutuhkan aksi untuk perbaruan.
Demikian sekilas tentang filosofi Kaizen, apakah anda akan menerapkan dalam hidup anda prinsip ini? Selamat mencoba 🥰
Sumber:
djkn.kemenku/Mengenal Kaizen dan Penerapannya dalam Kehidupan.
impactfirst.co/Cara Kerja Kaizen