Tauhid bukan hanya sekedar mengucapkan lafadz Asyhadualla ilaa ha illallahu waasyhadu anna Muhammadarrasulullah. Tetapi lebih dari itu, yaitu bagaimana seluruh kesadaran kita dari lapisan tubuh fisik, mental, emosi dan spiritual tunduk sepenuhnya pada Allah swt Tuhan semesta alam.
Mudah? tentu tidak. Kalau mudah tidak ada orang yang menderita di dunia ini. Karena semua sudah memiliki kesadaran Tauhid. Tetapi kenapa kita bisa lahir dan hidup di dunia ini? ya untuk berproses menyadari kesadaran Tauhid ini. Sehingga peran kita sebagai khalifah di muka bumi akan terlaksana dengan semestinya.
Dalam berproses menancapkan kesadaran Tauhid di dalam hati kita, sejak kecil hingga kita meninggal nanti di situ sebenarnya Tuhan sedang menunjukan dan mengajarkan sedikit demi sedikit bagaimana kita mengenal Allah dengan lebih dekat. Ada yang sampai, ada juga yang tidak. Tentu itu tergantung dari upaya kita, mau tidak untuk menyelami, bertafakur, atas semua kejadian-kejadian yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan? dan juga tentunya juga atas kehendak dari Allah swt sendiri, berkenan tidak memberikan hidayah kepada kita.
Tetapi Allah sendiri sudah memberikan clue-nya, melalui nabi Muhammad saw. Nabi bersabda bahwa, “Jika seorang hamba mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya satu hasta. Jika dia mendekati-Ku satu hasta, niscaya Aku mendekatinya satu depa. Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku mendatanginya dengan berlari kecil.” Hadis sahih – Diriwayatkan oleh Bukhari.
Berarti, bagaimana Allah akan memberikan kita petunjuk untuk memiliki kesadaran Tauhid yang mengingkat dari waktu ke waktu, itu juga tergantung bagaimana upya kita mendekat kepada-Nya.
Kenapa ini penting? Karena kunci dari kesuksesan lahir dan batin kita, juga ketenangan batin kita yang berpengaruh pada ketenangan seluruh aspek hidup kita, juga kebahagiaan kita lahir dan batin, tergantung seberapa besar tingkat kesadaran Tauhid kita.
Seperti Allah berfirman,“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Yunus 10: Ayat 62).
Orang-orang yang sudah diberikan kesadaran Tauhid, mereka tidak merasakan takut dan juga tidak bersedih hati. Bukankah ini penyakit kebanyakan manusia? Belum sukses, sedih. Sudah sukses, khawatir. Sedikit harta, tidak bahagia. Banyak harta, masih menderita.
Jadi, jika kita mengharapkan kesuksesan, kebahagiaan hidup dan ketenangan lahir dan batin, kuncinya bukan pada harta, jabatan, keluarga, dan lainnya, tetapi bagaimana kita memiliki Ketauhidan yang sempurna.
Memang ini tidaklah mudah. Tetapi semoga kita diberikan hidayah oleh Allah untuk terus diberi kekuatan mendekat kepada-Nya. Hingga Ia tancapkan ke dalam hati kita Ketauhidan yang dalam. Tentunya dengan jalan yang kita sanggup menanggungnya, bukan dengan jalan yang berat yang tidak sanggup kita memikulnya.
Ditulis oleh: Zakiyah Darojah