Nikmat Terbesar

Kalau ditanya nikmat apa yang paling besar menurut anda?

Mungkin jawaban anda bisa diberi kesehatan, keluarga, rezeki, pekerjaan, dan lain sebagainya. Ya, itu semua memang nikmat yang besar yang diberikan Allah swt kepada kita semua. Termasuk nikmat bisa hidup di dunia ini juga sebuah nikmat yang besar, bukan? Kita diberi kesempatan untuk mencecap rasa hidup sebagai manusia.

Akan tetapi ada satu hal yang menurut saya, inilah nikmat terbesar. Karena tanpa ini, semua nikmat-nikmat yang sudah kita terima bisa tidak kita nggap sama sekali, atau kita lupa bahkan bisa jadi kita tidak merasakan bahwa itu nikmat. Kesehatan, keluarga, rezeki, pekerjaan, anak, istri, suami, teman, kolega, bisnis dan semuanya bisa tidak berarti apa-apa, saat kita tidak diberikan satu nikmat ini. Yaitu nikmat MEMILIKI HATI YANG BERSYUKUR.

Sepanjang 40 tahun usia saya, ketika saya menggantungkan nikmat kepada terkabulnya sesuatu yang sebelumnya belum saya miliki, atau kepada keinginan yang akhirnya terwujud, ternyata itu tidak ada habisnya. Saya akan terus selalu merasa kekurangan. Karena namanya keinginan memang tidak ada habisnya.

Dulu saat kemana-mana jalan kaki, rasanya nikmat sekali jika punya sepeda motor. Setelah punya sepeda motor, belum cukup ternyata saya berkeinginan penghasilan yang tambah besar. Setelah penghasilan bertambah, belum cukup juga ternyata saya masih berkeinginan memiliki suami. Setelah memiliki suami, belum cukup juga ternyata saya ingin punya anak, dan seterusnya dan seterusnya.

Tidak ada yang salah dengan berkeinginan. Tetapi saat state rasa kita keliru ketika berkeinginan, akhirnya rasanya menjadi selalu kekurangan. Karena hati dan pikiran saya lebih fokus pada apa yang belum saya punya. Hemmm ya, ternyata selama dalam proses “ingin” itu lebih banyak condong pada mengejar yang belum ada dan melupakan yang sudah ada. Padahal yang sudah ada ini adalah hasil dari doa yang sebelumnya, dan sudah terwujud. Bukannya banyak terima kasih atas sudah terwujudnya doa-doa yang sudah lalu, malahan lebih banyak mengeluh karena keinginan yang belum terwujud. Lalu akan sampai kapan begitu terus?

Jika tidak segera disadari, siklus seperti itu akan terus terjadi sepanjang hidup kita, sampai kita tutup usia. Jadi sepanjang usia, hidup kita diisi dengan pengejaran pada keinginan-keinginan yang terus saja menggerogoti pikiran dan hati kita dan kita terus saja mengeluhkan pada hal-hal yang belum dimiliki atau pada hal-hal yang tidak sesuai keinginan. Sengsara sekali bukan, jika hidup seperti itu? Bahkan saat seluruh isi dunia sudah diberikan kepada kita, mungkin kita masih meminta langit untuk diberikan kepada kita.

Memiliki hati yang bersyukur, adalah satu-satunya jalan keluar dari siklus jebakan kesengsaraan itu. Hanya dengan hati yang penuh syukur kita tidak terjebak pada pengejaran-pengejaran keinginan yang tiada habisnya. Oleh karena itu, buat saya nikmat terbesar adalah diberikannya hati yang penuh syukur.

Bisa bersyukur dengan kondisi kita saat ini, tanpa membandingkan dengan yang lain dan juga tanpa komplain dengan apa-apa yang belum kita miliki, merupakan nikmat langka yang menurut saya luar biasa. Jika anda diberikan hati yang seperti itu, percayalah itu adalah surga. Anda tidak akan diliputi kegelisahan apapun, yang menjadi neraka bagi kita. Karena hati anda sudah dipenuhi oleh nikmatnya bersyukur.

Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk merasakan nikmatnya hati yang bersyukur. Jika hanya boleh berdoa satu hal, maka berdoalah untuk diberikan hati yang penuh syukur.

 

Ditulis oleh: Zakiyah Darojah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas