Pernah tidak merenungkan, betapa yang namanya orangtua itu tanpa pamrih?
Mari kita lihat……………
Orangtua punya anak laki-laki. Dididik dengan disiplin agar menjadi laki-laki tangguh, diberikannya apa-apa yang terbaik, sandang, pangan, papan. Disekolahkan juga setinggi-tingginya agar memiliki masa depan yang cerah. Setelah itu mereka bekerja atau usaha. Bahkan ada yang dikasih modal juga yang nggak tanggung-tanggung. Kemudian, dia mempersunting seorang istri. Gajinya pun semakin lumayan / usahanya semakin berkembang………..terus, gaji / hasil usahanya dikasihkan ke siapa coba? ORANGTUA? BUKAAAAN……dikasihkan ke ANAKNYA ORANG LAIN (ISTRINYA). Orang tua, ya ikhlas-ikhlas saja.
Mari kita lihat lagi…………
Orang tua punya anak perempuan. Dirawat dengan penuh kasih saying, dididik dengan sebaik-baiknya agar menjadi wanita yang santun. Dibelikannya apapun yang dibutuhkan. Disekolahkan setinggi-tingginya agar menjadi wanita cerdas dan berilmu. Setelah dewasa, dia dipersunting oleh seorang laki-laki………….
Sudah dididik dari kecil hingga dewasa, harapannya bisa merawat orang tua nantinya…..tapi apa yang terjadi? Dia malah MERAWAT ANAKNYA ORANG LAIN ( SUAMINYA)…………Orangtua, ya ikhlas-ikhlas saja.
Luar biasa bukan yang namanya orang tua?….Pertanyaannya “kok mau?”
“Itu kan sudah tanggung jawab mereka mendidik kita?” mungkin begitu kira-kira jawaban yang ada dibenak anda.
Tanggung jawab “iya” karena anak adalah titipan Allah. Tapi sebenarnya ada tujuan besar dibalik hanya sekedar kata tanggung jawab, yaitu: menjadikan kita anak-anaknya menjadi anak yang solih dan solikhah. Karena itu adalah harta yang tak ternilai harganya. Memiliki anak yang mau mendoakan mereka sehingga menjadikan simpanan yang tak pernah putus pahalanya meski mereka telah meninggalkan dunia ini.
Jadi, mari kita berbakti kepada orangtua. “Ridollohi fii Ridol Walidain, wa Sukhtullohi fii Sukhtil walidain”: Rido Allah tergantung rido orang tua, dan murkanya Allah tergantung murkanya orang tua. Baik-baikilah mereka karena mereka tidak banyak menuntut sebenarnya. Mereka melihat kita bahagia itu sudah sangat cukup, apalagi melihat kita sukses. Doa, perhatian, pengertian dan kasih sayang kita itu sudah sangat berharga untuk orang tua. Dan dermawanlah kepada mereka. Meski mereka tidak meminta, tapi pemberian kita, tentu sangat membuatnya bahagia.
Semoga, kita bisa meneladani kepahlawanan mereka, dan bisa menjadi pahlawan penerusnya, serta mampu membentuk pahlawan berikutnya. Agar negeri ini penuh dengan pahlawan yang ikhlas lillahita’ala.