WRITING FOR HEALING

Memendam, menjadi sesuatu yang biasa bagi sebagian orang Indonesia. Tanpa mereka tahu bahwa efek dari memendam sangat berpengaruh bagi kesehatan mental dan fisik mereka. Merasa baik-baik saja, tetapi kenyataan berkata berbeda.

.

Banyak yang bertanya, bagaimana cara keluar dari belenggu emosi negatif yang menguasai diri? Entah itu karena trauma, luka batin, peristiwa yang menyakitkan atau menyedihkan, menghadapi orang-orang yang menyebalkan dan lain sebagainya.
.
Memendam emosi negatif itu seperti kita mau mengendarai kendaraan. Kita sudah nge-gas tetapi nggak jalan-jalan. Eh ternyata karena remnya juga masih kita injak, sehingga kendaraan kita tidak mau bergerak. Begitu juga kita yang ingin mengalami pertumbuhan di berbagai sisi hidup. Kita sudah merasa nge-gas sekuat tenaga, tetapi seolah-olah mandeg saja, tidak ada pertumbuhan. Hal itu disebabkan karena kita juga masih menginjak rem di dalam diri kita, yaitu masih menginjak memori masa lalu yang menyisakan emosi yang mengerem pertumbuhan kita. Dan seringkali kita tidak menyadarinya.
.
Segala pengaturan Tuhan itu benar-benar sangat akurat dan presisi. Kenapa kita sampai di titik sekarang? Karena kita telah melewati titik-titik sebelumnya. Jika kita belok sepersekian derajat saja, kita tidak akan menjadi yang sekarang. Kita tidak akan mengalami pemahaman seperti sekarang.
Manut kersaning Gusti, adalah jalan terbaik. Lakukan yang bisa dilakukan, ikuti aliran_Nya.
.
Seperti kata Jalaluddin Rumi, “andai saja engkau mengetahui rencana- rencana indah Allah di balik takdir-takdir Nya, maka engkau tak akan pernah bisa berhenti untuk tersenyum.” Tetapi untuk bisa sampai kesadaran seperti ini butuh kesungguhan untuk self healing. Ada kemauan yang besar untuk keluar dari belenggu emosi yang terpendam itu.
.

Banyak teknik healing yang bisa diterapkan untuk self healing. Saya sendiri sangat terbantu me-release emosi-emosi negatif dengan menulis. Menulis memiliki efek yang powerful untuk menyembuhkan, sebagaimana yang sudah saya buktikan untuk diri saya sendiri. Selain sembuh, juga keajaiban hidup seringkali datang, saat hati dan pikiran kita sudah plong. Dan menulis menjadi salah satu jalan untuk me-release semua gejolak pikiran dan batin yang membebani.

.
Oleh karena itu, saya akan memfasilitasi teman-teman yang membutuhkan untuk berlatih menulis yang ekspresif untuk kesembuhan, dalam kelas Writing for Healing. Selain diskusi bersama tentang materi Writing for Healing, saya akan mendampingi teman-teman selama 14 hari berlatih menulis untuk kesembuhan.
.

Luka fisik, meski berdarah-darah ia mudah diobati dan mudah untuk sembuh kembali. Tetapi ada luka, yang meskipun tidak berdarah, namun ia sulit sekali diobati, yaitu luka di dalam hati. Hanya ada satu cara merawatnya, yaitu menerimanya.

.

Silakan jika berminat, hubungi saya. Agar kelas ini efektif, saya membatasi pesertanya.

Sampai ketemu di kelas Writing for Healing.
Info detail kontak wa: 085227427995.
Penulis: Zakiyah Darojah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas