id.pinterest.com
Zaman saya kecil dulu, saya masih sering menonton film sejarah yang ditayangkan di televisi. Ada Wali Songo, Janur Kuning, G30S-PKI dan film-film perjuangan lainnya. Film-film itu terekam kuat di dalam benak saya. Sehingga saya dan teman-teman bisa merasakan kesadaran sejarah yang melekat cukup kuat, karena sudah ditanamakan sejak kecil bagaimana perjuangan para pahlawan.
Dari menonton film Wali Songo, efeknya bagi saya dan teman-teman, tentunya jadi paham bagaimana kiprah para Wali Songo, khususnya di tanah jawa, jauh sebelum Indonesia merdeka. Dari film Janur Kuning, kami jadi tahu bagaimana perjuangan jenderal Soedirman dan letkol Soeharto dalam serangan umum 1 maret 1949 untuk mempertahankan kemerdekaan. Dan dari film G30S-PKI, kami jadi sadar bagaimana bangsa Indonesia mempertahankan kesatuaan dan persatuan, dari pihak yang ingin memecah belah bangsa.
Itu hanya segelintir contoh film, yang pada zaman saya kecil saya tonton. Dan berpengaruh sangat kuat dalam menanamkan kesadaran sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk kami. Ada beberapa film sejarah lainnya zaman saya kecil dulu, seperti Kereta Api Terakhir, Nagabonar, Tjoet Nja’ Dien dan lain-lain. Film-film itu membuat kami sadar, bahwa perjuangan mereka para pahlawan bangsa itu sangat keras.
Tapi ketika saya melihat anak-anak zaman sekarang, sepertinya kesadaran akan sejarah perjuangan bangsanya sangat minim. Mereka bahkan mau meninggalkan upacara bendera. Bisa jadi karena di sekolahnya tidak diadakan upacara bendera. Pelajaran sejarah bangsa Indonesia pun mungkin diberikan dengan sangat sedikit. Dan disajikan dalam materi yang sekedar nama, tahun lahir, tahun perjuangan dan sejenisnya. Sama sekali tidak menarik, dan tidak ada makna hidup yang bisa diambil. Wajar jika anak-anak zaman sekarang tidak suka sejarah.
Lalu apakah anak-anak sekarang menonton film-film sejarah bangsa Indonesia? saya sangat pesimis untuk hal ini. Disamping dorongan untuk mengetahui sejarah bangsanya sendiri kecil, film sejarah juga sudah sangat jarang ditayangkan di televisi kita. Saya semakin khawatir jika anak-anak Indonesia sekarang akan melupakan perjalanan sejarah dan identitas bangsanya sendiri.
Bukan hanya ingat tanggal hari kemerdekaan, dan ingat nama-nama pahlawan. Namun ingat dalam artian menjiwai seluruh proses perjuangan para pendiri bangsa. Bagaimana para pendahulu kita mengorbankan harta, keluarga, jiwa, raga, dan nyawa? hingga akhirnya berdirilah bangsa Indonesia yang besar ini, itu yang utama.
Mempelajari matematika, mempelajari agama, mempelajari baca tulis, bagi anak-anak memang penting. Namun jika generasi penerus bangsa ini tidak dibekali dengan kecintaan terhadap negerinya, karena tidak memahami sejarah bangsanya sendiri, maka bagaimana mereka nanti akan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini?
Film, menurut saya media yang sangat efektif, untuk memasukkan pesan-pesan positif secara tidak langsung. Buktinya, Film G30S-PKI sangat sukses membentuk mindset bangsa kita tentang PKI. Pemerintah ordebaru yang menginisiasi pembuatan film tersebut dan masyarakat seakan-akan diwajibkan menontonnya selama 32 tahun. Dan kita bisa melihat bagaimana efeknya sepanjang masa itu hingga kini. Begitulah efektifnya sebuah film.
Lalu kenapa cara itu tidak digunakan kembali saat ini untuk membangkitkan semangat nasionalisme dalam diri masyarakat kita, dari berbagai generasi? Karena saat ini, saya rasa bukan hanya krisis ekonomi yang sedang terjadi, tapi juga krisis cinta negeri. Atau barangkali orang-orang yang duduk di pemerintahan juga sudah lupa dengan sejarah para pendahulunya?
Misalnya dibuat film sejarah tentang sumpah pemuda, sejarah tentang perjuangan 10 November yang akhirnya ditetapkan sebagai hari pahlawan, sejarah tentang proklamasi, sejarah tentang bersatunya kerajaan-kerajaan di Nusantara membentuk NKRI dan lain sebagainya. Pas di bulan November ada hari pahlawan, harusnya bukan hanya diperingati dengan upacara, ruh nya kurang kuat. Upacara pun hanya dilakukan di instasnsi-instansi pemerintah yang hanya berisi segelintir orang, lalu bagaimana kabar jutaan rakyat lainnya?
Bayangkan jika ada film tentang sejarah pahlawan, yang dipromosikan dengan gencar, ditayangkan di televisi misalnya. Seluruh masyarakat dianjurkan menonton, sebagaimana dulu orang-orang menonton film G30S-PKI. Itu ruh nya lebih terasa ke dalam jiwa anak bangsa.
Beberapa tahun lalu, saya pernah menonton film-film sejarah perjuangan seperti Soekarno, Jenderal Soedirman, Kartini, Guru Bangsa Tjokroaminoto, terakhir saya menonton film Sultan Agung tahun 2018, itu sangat bagus menurut saya. Namun, belum ada film serupa itu lagi. Dan karena hanya disiarkan di bioskop, tentu saja jangkauannya tidak terlalu luas. Berbeda jika ditayangkan di televisi, banyak masyarakat yang bisa menikmati.
Akhir-akhir ini saya sedang menikmati serial film sejarah berdirinya negara Turki, Kurulus Osman. Dan konon, pembuatan film tersebut dibiayai oleh negara Turki. Film itu terdiri dari banyak episode yang disiarkan secara berkala di televisi Turki. Saya yang bukan warga negara Turki saja, sangat terkesan dengan film sejarah itu.
Film yang dibuat sangat apik dari segi cerita, penokohan, setting tempat, sinematografi, visual effect, busana, dan lain-lain menunjukkan luar biasanya leluhur Turki berjuang mengalahkan musuh-musuhnya hingga terbentuk cikal bakal negara Turki. Saya yakin, warga Turki yang menontonnya, akan semakin cinta dengan bangsanya.
Saya jadi membayangkan jika film serial sejarah semacam itu dibuat di negeri ini. Disiarkan di televisi, dalam jangka waktu yang lama. Dipromosikan dengan gencar, sehingga para keluarga baik yang tinggal di kota maupun di pelosok desa, bisa menontonnya. Pasti itu akan sangat efektif membentuk mindset masyarakat kita, untuk menghargai dan bangga atas tanah airnya sendiri. Sehingga sikap dan perilakunya juga mencerminkan moral bangsa ini.
Inilah kelebihannya cerita yang dikemas dalam sebuah karya audio visual. Sejarahnya dapat, gambaran secara visualnya dapat, linguistiknya dapat, emosi yang dibawa oleh tokoh-tokohnya pun penonton turut merasakannya. Semuanya masuk, melalu seluruh indera yang kita punya dan tertanam di bawah sadar. Dari situlah film mengambil peran besar dalam membentuk belief system.
Sejarah bangsa ini, jika kembali dibuat dalam bentuk film yang diproduksi secara massive, berkelanjutan, dan dipromokan dengan gencar, saya rasa menjadi media yang sangat bagus untuk memberikan pesan-pesan nasionalisme ke seluruh elemen masyarakat. Terutama untuk generasi muda dan anak-anak, yang kelak akan menggantikan kepemimpinan negeri ini.
Semoga, film-film sejarah akan kembali diproduksi. Baik oleh pihak swasta maupun pemerintah. Karena film, alat yang efektif untuk mengingatkan kembali pada sejarah. Dan karena dari sejarah, kita dapat mengambil pelajaran dan nilai moral untuk menuntun langkah yang lebih baik di masa depan.