Membaca dan mempelajari beragam konsep, terutama konsep tentang bagaimana sebaiknya menjalani hidup, ternyata membuat sebagian orang rupanya cukup pusing. Bagaimana cara menjemput rezeki, bagaimana cara menemukan bakat, perlukah membuat target dan rencana atau cukup mengalir saja? berdoa itu baiknya meminta atau cukup bersyukur saja? dan lain sebagainya, macam-macam konsep. Mereka bertanya mana yang benar? Jawabannya tentunya benar semua, tergantung yang menjalankannya.
Saya pun telah lama berada dalam pencarian tersebut. Pernah berada dalam keyakinan hidup harus ada impian dan target, dan bekerja keras untuk mencapainya. Pernah juga berada pada keyakinan bahwa hidup itu musti berserah total, mengikuti rencana-Nya 100%. Tanpa perlu punya keinginan, harapan, melakukan sesuatu untuk mencapai hasil dan lain sebagainya. Cukup mengalir saja.
Pada akhirnya, dalam belajar dan mempraktikkan berbagai konsep, kita sendiri yang perlu menggali dan menemukan style kita sendiri, bagaimana cara terbaik kita dalam menjalani hidup ini. Orang lain hanya menyajikan konsep-konsep berdasarkan pengalaman hidupnya. Yang membuat kita pusing karena membandingkan antar mereka dalam menjalani hidup. Jangan dipotong dan juga jangan diambil satu sisi saja. Karena setiap konsep yang lahir, pasti berawal dari perjalanan seseorang yang panjang.
Kesalahan kita adalah ingin meniru orang lain. Mungkin kita berpikir bahwa karena mereka lebih berhasil, lebih bahagia, lebih minim usaha dan lain-lain. Jika kita belum memahami kondisi diri sendiri dan menerapkan semua konsep-konsep itu, bukan hanya itu tidak akan bekerja untuk kita, namun juga membuat kita semakin jauh dari mengenal diri dan menemukan yang dicari. Akhirnya ya betul, jadinya pusing sendiri.
Belajar dari banyak sudut pandang memang baik, tetapi memahami diri sendiri itu yang paling penting. Agar kita bisa memilah dan menerapkan mana yang pas dengan kondisi kita saat ini. Karena konsep yang dulu pas buat kita, belum tentu pas untuk kita saat ini, demikian juga untuk masa depan kita. Demikian pun orang lain, apa yang ia sampaikan dulu, sekarang dan yang akan datang, bisa jadi berbeda. Jika kita hanya mengambil sepotong-sepotong, bukan hanya kita akan pusing, tapi kita akan selalu didikte dengan konsep orang lain, tanpa kita memahami dan menemukan cara yang terbaik untuk kita sendiri, di sepanjang waktu yang kita jalani.
Jika memang masih butuh berencana, berencanalah, dengan step-step yang matang. Karena tidak ada salahnya dengan rencana dan target. Jika masih butuh bercita-cita, bercita-citalah yang tinggi karena dari memiliki cita-cita sesorang akan semangat belajar meningkatkan kapasitas dirinya. Jika masih butuh berdoa untuk meminta, berdoalah, karena Tuhan tidak melarang hambanya untuk berdoa. Jika masih perlu dream book, buatlah dream book yang disuka, karena dari situ bisa tercipta imajinasi yang awalnya terasa tidak mungkin menjadi mungkin. Jika memang masih perlu bekerja, bekerjalah karena bekerja itu mulia.
Dan jika memang sudah tidak ada lagi impian, tidak berharap apa-apa lagi, dan meyakini jalan terbaik adalah dengan mengalir sesuai kehendak-Nya. Mengimani cukup pasrah saja, tentu itu juga bagus, tinggal dijalani saja.
Pada suatu masa, kita akan sampai pada sebuah kesadaran bahwa tidak ada yang seutuhnya sesuai rencana dan cita-cita kita, juga tidak ada yang seutuhnya mengalir saja karena kita dilibatkan di dalam terwujudnya rencana-Nya. Karena di dalam diri kita disisipkan sebuah naluri untuk berkehendak dan mencipta. Maka bisa jadi, rencana kita adalah juga rencanaNya. Tetapi bisa jadi juga rencana kita tidak diizinkanNya terjadi. Maka kita akan memahami tawakkal adalah menyerahkan segala urusan kita kepada-Nya, dengan tetap kita dan orang-orang lainnya sebagai pengeksekusinya di dunia nyata ini. Dan kita akan menerima kedua sisi dengan legowo saja, karena kita menyadari esensinya. So, find your own style, karena di dalam dirimu sudah ada blue print yang dititipkan Tuhan untuk menjalankan peranmu di dunia ini.
foto: doc.probadi
Fitrah atau keaslian kita sebagai mahkluk ruhani adalah menemukan kedekatan kita kepada Tuhan tadi, sehingga saat kita sudah dekat dan menemukan algoritma nya Allah, maka kita senantiasa berjalan seiring dengan *rundown* nya Allah..saat kita sudah dekat menemukan kasyah diri kita, maka apapun yang terjadi dalam proses perjalanan spritual kita akan senantiasa terjaga..sehingga ujung nya kita akan senanatiasa akan memperoleh kebermanfaatan dan memimpin kehidupan secara mandiri, utuh dan orisinal.
Memanusiakan manusia dalam proses transenden dan keseharian ordinat dengan mahkluk akan senantiasa harmonis…karena memang Tuhan menciptakan dan membangkitkan kita dengan gambaran rupaNya..bukan yang lain nya….
My Step 77
#4bulanjelangRamadhan1442H
Terma kasih untuk tambahannya😊