Pentingya Rida pada Apa pun yang Terjadi dalam Hidup Kita

Rida menurut KBBI artinya rela, suka, atau senang hati. Apa si pentingnya kita rida, terhadap apapun yang terjadi dalam hidup kita ini? Nah sejak bulan Rajab sampai bulan Ramadan nanti, saya mengikuti Riyadoh 100 hari yang digalakkan oleh mba Vivit Yun. Riyadoh sendiri artinya berlatih atau latihan. Maksudnya, latihan olah jiwa dengan amalan-amalan yang diperintahkan oleh Allah swt melalui nabi-Nya, dengan melampaui batas yang cukup ekstrim yang biasanya dilakukan oleh orang pada umumnya.

Di dalam riyadoh sendiri, mba Vivit Yun mensyaratkan tirakat rida sebagai amalan yang wajib dilatih setiap harinya. Tirakat rida menurut mba Vivit yaitu tirakat melatih diri untuk bisa menerima semua jatah takdir yang diberikan Allah swt kepada kita ini setiap harinya. Baik itu berupa manusia, benda, makhluk lain, mapun peristiwa yang sesuai harapan maupun tidak sesuai harapan. Semua diterima tanpa komplain dan tanpa mengeluh sedikit pun.

Menjalankan tirakat rida, seperti kita duduk lalu diberi hidangan yang berupa manusia, benda, makhluk-makhluk, dan peristiwa-peristiwa. Mungkin semua hidangan itu tidak semuanya sesuai selera kita, mungkin ada yang tidak sesuai. Tetapi kita rida dengan semuanya, baik yang sesuai selera maupun tidak sesuai selera. Ini sebagai bentuk adab kita kepada Allah Tuhan kita yang telah memberikan hidangan untuk kita. Dan hidangan itulah yang disebut jatah takdir yang diberikan kepada kita, hari itu.

Bagaimana caranya menjalankan tirakat rida ini?

Yaitu setiap kita memulai hari yaitu di pagi hari, kita memasang niat di dalam diri kita sendiri, dengan ucapan “apa pun jatah takdir yang diberikan Allah kepadaku, berupa peritiwa, manusia, benda, makhluk lain dan sebagainya, baik yang sesuai harapan maupun yang tidak sesuai harapan, semua saya terima dengan rida, tanpa komplain sedikit pun.”

Kenapa di pagi hari? sesuai dengan hadis nabi Muhammad bahwa setiap sel-sel semua organ di tubuh kita tunduk kepada kita di pagi hari. Dengan berniat rida di setiap pagi, setiap sel dan organ akan tumbuh kepada perintah kita yang sudah kita ucapkan lewat niat. Selanjutnya kita melewati sepanjang hari dengan penuh kesadaran.

Kenapa niat rida itu hanya dilakukan setiap hari? itu menjadikan kita menjadi ringan, karena dengan setiap hari berniat rida, kita jadi hanya fokus untuk hari ini saja, dan itu meringankan diri kita. Dengan tirakat rida ini, kita juga musti rida dengan yang bukan jatah takdir kita hari itu. Karena berarti itu belum menjadi jatah takdir kita hari itu.

Dalam menjalankan tirakat rida ini kita juga musti menyadari bahwa yang menjadi jatah takdir kita hari ini itu tidak kebetulan, tetapi semua sangat presisi Tuhan menjadikannya demikian. Banyak sekali faktor yang hanya Tuhan yang tahu mengapa jatah takdir itu yang musti kita terima hari itu. Misalnya faktor karma, faktor hikmah, faktor kurikulum kehidupan dan lain sebagainya. Sehingga setiap jatah takdir adalah sudah sangat adil dan sempurna untuk diri kita. Tinggal kita rida atas semua jatah takdir yang diberikan untuk kita.

Mengapa kita musti menerima dan rida pada jatah takdir kita? karena sesungguhnya setiap peristiwa, orang, benda yang hadir sebagai jatah takdir kita itu datang hanya untuk memberikan kita pelajaran, hikmah, pemahaman dan lain sebagainya, yang jika kita sudah mampu menangkapnya, maka ia akan berlalu atau pergi.

Apa yang terjadi jika kita tidak rida dengan jatah takdir kita?

  1. Emosi yang timbul akibat peristiwa dan lainnya yang menjadi jatah takdir kita, ia akan tinggal dan masuk ke memori gudang bawah sadar kita. Ini bisa menyebabkan penyakit hati; dendam, amarah, benci, kecemasan, over thinking dan semua penyakit yang menggelisahkan hati yang membuat kita jauh dari ketenangan.
  2. Menyalakan elemen api merah dalam diri. Api merah yang terlalu besar, akan menjadi penghambat datangnya kebaikan, keberuntungan, dan rezeki. Dan keberuntungan, kebaikan dan rezeki yang sudah ada dalam diri kita, akan tidak betah dan pergi dari kita.
  3. Kita akan ditandai sebagai orang yang belum lulus dalam pelajaran hidup tersebut. Dan akan diberikan kembali peristiwa yang sama di lain waktu.

Triger-triger yang membangkitkan emosi yang tidak nyaman atas peristiwa yang menyakitkan di masa lalu, itu adalah momentum untuk kita rida dan sehingga memori masa lalu itu bisa release dan selesai. Dan kita sudah lulus, dan di kemudian hari tidak akan terjadi peristiwa yang sama lagi.

Meridai jatah takdir yang sesuai harapan tentunya mudah, tetapi biasanya yang menjadi masalah adalah meridai jatah takdir yang tidak sesuai harapan. Padahal sejatinya semua memori yang menyenangkan atau tidak, baik memori baik maupun buruk sebaiknya di-release dari gudang bawah sadar kita. Karena semua itu tidak memurnikan jiwa kita. Jiwa kita disebut bersih jika jiwa kita bersih dari segala memori, baik yang baik ataupun buruk. Karena baik memori baik ataupun buruk, bisa menjadi penghambat perjalanan spiritual kita. memori buruk menjadi penyakit batin, memori baik menjadi kemelekatan jiwa kita.

Bagaimana jika saatnya kita akan meninggal nanti, masih banyak sekali memori di dalam gudang alam bawah sadar kita?

  1. Proses sakaratul maut akan sangat menyakitkan.
  2. Perjalanan berikutnya di alam berikutnya akan sangat berat.
  3. Kita akan membebani anak keturunan kita.

Di dunia, masih banyak fasilitas yang membantu perjalanan spiritual kita, sedangkan di alam setelah kematian tidak ada fasilitas sehingga lebih berat perjalanan kita.

Bagaimana caranya untuk mudah menjalankan tirakat ridha:

  1. Berbaik sangka kepada Allah. Bahwa apapun jatah takdir yang Allah berikan itu adalah yang terbaik untuk kita. Kasih sayang Allah itu besar, dan Dia tidak akan mencelekakan kita. Semua pasti untuk kebaikan kita.
  2. Mengimani bahwa segala peristiwa yang kita alami pasti sudah mendapatkan izin dari Allah. Dan itu pasti sdah baik dan benar adanya.
  3. Peristiwa buruk terjadi hanya karena dua sebab: kita ada dosa dan tidak akan hilang dosa itu selain melalui peristiwa tersebut. Yang kedua, ada suatu maqom derajat yang tinggi, yang tidak bisa dilalui tanpa kita melali peristiwa tersebut.

Apa manfaat kita melakukan tirakat rida?

  1. Kesehatan lahir dan batin. Semakin bersih gudang memori bawah sadar semakin sehat batin kita, semakin sehat juga fisik kita. Penyakit fisik disebabkan 90% disebabkan karena penyakit batin kita.
  2. Mendapatkan pesan/hikmah/pelajaran.
  3. Mendapatkan rida Allah.
  4. Mengantarkan kita pada syahadat secara hakikat.

Jadi tirakat rida, bukan hanya berfaidah untuk hidup di dunia ini saja tetapi juga sangat bermanfaat untuk perjalanan spiritualitas kita menuju Allah swt. Juga sangat bermanfaat untuk kehidupan kita setelah kematian kita, dan juga untuk kebaikan anak keturunan kita. Mari kita berlatih tirakat rida, setiap hari.

Terima kasih mba Vivit Yun, untuk materi yang mencerahkan🙏

 

#KLIP

#ibuprofesionaluntukindonesia

#sinergijadiinspirasi

#riyadoh100hari#vivityun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas