Siapa yang tidak ingin kaya? semua orang pasti menginginkannya. Tetapi dari setiap orang yang ingin kaya, hanya sedikit orang yang benar-benar memperjuangkannya. Dari sedikit yang memperjuangkan, hanya sedikit yang akhirnya beneran kaya (berlimpah, memiliki harta yang lebih untuk kebutuhan hidup). Tetapi dari sedikit yang berhasil kaya itu, hanya sedikit juga yang bahagia.
Tidak sedikit kita melihat, orang yang sudah kaya tapi rumah tangganya berantakan. Hartanya sudah melimpah, tapi masih kesepian. Rumahnya di mana-mana tetapi dia sendiri tidak pernah menikmati rumahnya. Hartanya banyak tapi anak istrinya membuat masalah-masalah. Dan banyak hal lainnya yang menyebabkan orang tersebut meski harta melimpah tetapi hatinya gundah.
Semua orang memang memiliki proses perjalanan hidupnya masing-masing. Tetapi jika kita melihat dari banyak kasus seperti contoh di atas, ketika kita hanya mengandalkan memiliki harta yang banyak, itu tidak akan menjamin hati kita tenang dan bahagia.
Berarti yang perlu dibangun sedari awal, bukan hanya sukses meraih banyak harta tetapi juga sukses dalam membangun jiwa yang kaya. Sehingga saat harta kita melimpah, jiwa kita pun kaya. Bahkan sebelum kaya harta, kita sudah kaya jiwa terlebih dahulu. Sehingga kekayaan kita mampu membawa kita menjadi manusia yang semakin bersyukur. Dari situlah harta kita bisa membuat kita bahagia. Tetapi jika kita tidak turut serta membangun jiwa kita untuk kaya juga, maka saat kita kaya harta, kita malah akan menjadi budaknya harta. Akan terus menerus tidak puas dan terbawa pada pilihan-pilihan hidup yang tidak benar yang mungkin justru membawa pada kesengsaraan. Akhirnya banyaknya harta tidak bisa menolong apa-apa.
Tetapi dengan kita memiliki kekayaan jiwa, saat kita kaya harta, harta itu hanya kita pegang di tangan. Sehingga kitalah yang menjadi tuan atas harta itu. Dan harta itu justru bisa menjadi alat untuk melakukan banyak kebaikan yang bisa menambah kekayaan jiwa kita lagi.
Bagaimana melatih kekayaan jiwa? sadari sedari awal bahwa apapun bukan milik kita. Semua hanya inventaris dari Allah yang dipinjamkan kepada kita. Tuhanlah yang maha kaya. Menancapkan tauhid yang benar di dalam jiwa kita akan membantu kita menjadi manusia yang berjalan di atas kebenaran. InsyaAllah.
Kemudian yang kedua, miliki mental kaya yang benar. Yaitu memiliki mental seorang yang kaya meskipun belum memiliki banyak harta. Ini akan melatih jiwa kita menjadi jiwa yang kaya bukan jiwa pengemis.
Semoga dengan sadar sedari awal, kita akan menjadi orang yang bukan hanya kaya di luar tetapi juga kaya di dalam.
Ditulis oleh: Zakiyah Darojah