Puasa, Meluruhkan Ego

Ego menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya aku atau konsepsi individu tentang dirinya sendiri. Semakin tinggi ego, semakin banyak syarat yang dibutuhkan untuk memuaskan si aku ini. Oleh karena itu, orang yang masih tinggi egonya, akan sulit sekali memahami dan memaklumi kondisi di sekitarnya. Karena yang menjadi fokus utama adalah dirinya sendiri.

 

Orang lain selalu harus menuruti apa yang dimaui. Jika tidak, egonya akan merasa tersakiti, sehingga emosi negatif mulai keluar. Marah, jengkel, dongkol, ngambek, tersinggung, sulit memaafkan, dan lain sebagainya.

 

Meskipun sudah banyak tahu ilmu agama, dan ilmu-ilmu lainnya, ketika ego masih besar, maka ilmu-ilmu itu seakan tidak berfungsi. Karena semua yang diketahui terkalahkan oleh si ego. Ketika pemicu datang, yang menang egonya.

 

Ego terkait dengan tubuh fisik kita. Karena ruh kita, sebenarnya murni. Keterikatan yang sangat kuat dengan tubuh fisik kita, yang menyebabkan ego menjadi tinggi. Semakin kuat kita melayani tubuh kita, semakin kuat juga ego kita.

 

Maka, banyak makan, banyak menyenangkan nafsu-nafsu, mencintai dunia, itu menjadi salah satu faktor semakin kuatnya sang ego. Menjadikan seseorang gila hormat, sulit mengendalikan emosi, mudah tersulut emosinya, tidak mau mengalah, dan lain sebagainya.

 

Maka salah satu cara untuk menurunkan ego kita adalah dengan melemahkan tubuh kita. Maksudnya bagaimana? Tubuh yang biasanya dituruti terus keinginannya, yaitu dengan dikasih makan terus, perlu diberikan pengalaman lapar. Dengan pengalaman lapar, tubuh mengalami proses pengendalian diri terhadap rasa lapar. 

 

Jika tubuh bisa dikendalikan, keterikatan kita dengan tubuh akan berkurang, ego pun akan menurun. Jika ego menurun, kita akan lebih mudah mengendalikan pikiran, mengendalikan emosi, mengendalikan sikap, mengendalikan tutur kata, dan lebih bijak dalam merespon segala sesuatu yang datang silih berganti setiap saat.

 

Pasangan lagi nyebelin, anak lagi rewel, tetangga ngomong nggak enak, dan lain sebagainya, bisa disikapi dengan lebih baik. Kita jadi lebih mudah memaklumi orang, peristiwa, keadaan dan juga lebih sabar dalam menghadapainya.

 

Inilah salah satu fungsi puasa, yaitu untuk meluruhkan ego kita. Jika puasa kita selama ini belum mampu meluruhkan ego, barangkali puasa kita selama ini, hanya dijalankan karena mengikuti keumuman semata. Bukan atas kesadaran kita, untuk melatih dan mendidik diri.

Pic from google

Penulis: Zakiyah Darojah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas