Menu Pilihan

Zakiyah Darojah

Love, Joy, Peace & Blessed

Hakikat Dibalik Penderitaan

Penderitaan merupakan keadaan yang menyusahkan yang ditanggung penderita. Sesorang yang merasa menderita karena mengalami suatu kondisi yang tidak sesuai harapannya dan belum mampu menerima kondisi itu dengan lapang dada, sehingga terjadilah rasa menderita.

Penderitaan bisa dalam berbagai wujud. Kekurangan uang, kehancuran bisnis, sakit, problematika rumah tangga, kesulitan dalam belajar, kesulitan mencari pekerjaan, kesulitan menemukan jodoh, kesulitan dalam menjalin hubungan, kelaparan, tidak punya rumah, masalah dengan orang tua, masalah dengan anak, kehilangan orang yang dicintai dan lain sebagainya. Semua peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan itu bisa membuat seseorang menderita.

Biasanya, saat mengalami penderitaan orang akan terburu-buru ingin segera lepas dari rasa menderita itu. Ingin segera lepas dari masalah itu agar tidak menderita lagi. Tetapi semakin bersikeras untuk melepas penderitaannya semakin kuat rasa derita itu melekat. What you resist will persist (apa yang kamu tolak akan semakin terus ada) kata Carl Jung.

Bagaimana agar penderitaan itu tidak semakin kuat menyiksa kita? yaitu dengan menerimanya. Tetapi menerima sesuatu yang menyakitkan, yang menyedihkan, yang tidak sesuai harapan itu memang tidaklah mudah. Maka perlu belajar untuk memahami hakikat dibalik penderitaan. Agar kita semua sadar bahwa segala penderitaan itu hadir bukan tanpa tujuan. Segala sesuatu tidak ada yang kebetulan, termasuk yang namanya penderitaan pasti juga ada maksud dan tujuannya kenapa bisa terjadi?

Menurut saya, hakikat dibalik penderitaan itu ada 4
  1. Jalan untuk kembali.

Seringkali kita sebagai manusia tidak sadar bahwa kita hidup di dunia ini adalah untuk sebagai saksi atas keberadaan Allah swt/Tuhan kita semua. Serasa kita makhluk yang sangat digdaya sehingga tidak membutuhkan Allah dalam hidup kita. Dengan penderitaan sebenarnya Allah sedang memanggil untuk kita kembali. Maka saat mendapat segala sesuatu yang tidak enak, biasanya kita mengucap innalillahi wa inna ilaihi roojiun. Bahwa sesuangguhnya segalanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kembali kepada Allah bukan berarti nanti setelah kita meninggal, bukan. Tetapi kembali adalah saat ini, saat kita hidup di dunia ini. Mampu nggak kita kembali dan ingat asal muasal kita?

Kadangkala kita lalai, sehingga Tuhan kirimkan ujian-ujian hidup untuk membuat kita kembali sadar untuk kembali kepada Tuhan kita.

2. Cara Tuhan untuk Mendidik.

Dengan penderitaan, sebenarnya Tuhan sedang menyuruh kita untuk banyak belajar. Belajar legowo, belajar ikhlas, belajar membenahi sikap dan akhlak, belajar memiliki karakter yang lebih baik, dan lain sebagainya. Tanpa adanya penderitaan seringkali kita terlena, sehingga tidak mau introspeksi diri.

3. Menaikkan Derajat Hidup.

Dengan diberikan penderitaan, kita akan banyak belajar, banyak mengasah spiritual, banyak mendekatkan diri pada Tuhan. Itu adalah jalan Allah yang sedang menaikkan derajat diri dan hidup kita. Sehingga saat kita sadar ini, kita akan mudah menerima apapun yang sedang dijalani meski nggak enak. Tetapi karena kita tahu bahwa ini adalah jalan Allah menaikkan derajat kita, kita jadi mudah menerima dan ikhlas menjalaninya.

4. Jalan Keseimbangan

Kita hidup di dunia yang merupakan alam dualitas. Ada siang ada malam. Ada laki-laki ada perempuan. Ada bumi ada langit dan lain sebagainya. Demikian pun ada kebahagiaan ada penderitaan. Jadi penderitaan ini suatu hal sebagai jalan penyeimbang. Jadi jika saat ini kita sedang menghadapi sesuatu yang membuat menderita, maka sadarilah bahwa itu adalah sebagai jalan penyeimbang. Sebagaimana malam pasti akan bergulir menuju siang, penderitaan pun tidak selamanya. Pasti akan bergulir menerbitkan kebahagiaan.

Penderitaan sendiri  itu ada 2 macam.
1. Penderitaan yang memang tiba-tiba datang.

Ini yang seringkali membuat seseorang sangat menderita. Karena ia tidak siap dengan penderitaan yang tiba-tiba datang itu tanpa diminta.

2. Penderitaan yang kita ciptakan.

Karena kita tahu bahwa kebahagiaan dan penderitaan adalah sejoli yang beriringan untuk membentuk keseimbangan di dalam diri kita, maka kita bisa menciptakan penderitaan kita sendiri. Yaitu dengan cara melakukan penderitaan-penderitaan yang disengaja.

Sedekah, melepaskan sebagian rezeki kita adalah contoh penderitaan yang disengaja. Kan kita sayang mengeluarkan rezeki yang sudah susah payah dicari bukan? tetapi kita berupaya melepaskan itu dengan sengaja.

Puasa juga salah satu cara membuat derita yang disengaja. Biasanya makan enak dan bebas makan apa saja, sesekali tirakat tidak makan. Menderita kan, karena tidak makan? tetapi ini adalah penderitaan yang sengaja kita ciptakan sehingga kita pun lebih siap menanggungnya.

Bersikap lemah lembut pada pasangan dan anak, ini juga sebuah penderitaan bukan? karena tidak semudah itu untuk bisa berlemah lembut dengan pasangan dan anak-anak. Tetapi upaya kita untuk sebisa mungkin merendahkan ego kita, itu juga cara kita menciptakan penderitaan yang kita sengaja.

Dan masih banyak jalan lain yang merupakan tirakat sebagai bentuk kita menderitakan diri kita sendiri.

Semoga dengan kita melakukan penderitaan yang disengaja ini, kita sudah lunas dalam membentuk keseimbangan di dalam diri kita. Sehingga Tuhan tidak perlu mengirimkan kejadian atau orang yang akan membuat kita menderita karena datang tiba-tiba dan kita tidak sanggup menanggungnya.

 

Ditulis oleh Zakiyah Darojah

 

Hakikat Dibalik Penderitaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas