Kunci Parenting

Banyak orang tua yang bertanya bagaimana agar menjadi orang tua yang baik? Akhirnya mereka pun belajar banyak hal tentang parenting, harapannya agar mereka mampu menjadi orang tua yang baik untuk anak-anaknya. Itu semua tentu sangat baik. Mau mengupayakan belajar demi bisa menjadi orang tua yang baik dan benar. Tetapi seringkali mereka lupa bahwa sebelum belajar bagaimana menjadi orang tua, yang terlebih dahulu perlu dipelajari dan dipraktikkan adalah bagaimana menjadi pasangan yang baik terlebih dahulu. Untuk istri bagi suami, dan untuk suami bagi para istri.
.
Hubungan suami-istri yang bermasalah adalah awal dari parenting yang ternoda. Anak tidak mendengar wejangan-wejangan dari orang tuanya, tetapi anak melihat dan mencontoh langsung bagaimana orang tua mereka berperilaku dan bersikap setiap harinya. Konflik antara ayah dan ibu mereka yang tidak kunjung diselesaikan adalah awal mula luka pengasuhan.
.
Ibu yang marah pada suaminya. Atau ayah yang marah pada istrinya, baik secara langsung maupun tidak langsung akan ditangkap oleh anak. Apalagi yang menjadikan anak sebagai sasaran kemarahan ayah ibunya ketika mereka berdua sedang berselisih.
.
Contohnya, seorang ibu yang dimarahi oleh suaminya (ayah si anak) anak-anak akan merekam bahwa perempuan selalu menjadi korban laki-laki. Jika anak adalah perempuan, bisa jadi mereka akan membenci laki-laki. Jika mereka laki-laki, maka mereka akan tidak respek pada ayahnya bahkan mungkin bisa melawan ayahnya. Dan berbagai luka pengasuhan lainnya yang itu akan dibawa hingga mereka dewasa.
.
“Saya sudah berusaha belajar dan membenahi hubungan dengan suami, tetapi suami susah sekali diajak kompromi, kalau begini bagaimana?” Begitu kira-kira yang sering saya dengar dari para istri.
.
Keluhan para istri itu, para suami susah sekali diajak belajar. Bagi kami para istri, banyak yang musti dibangun bersama dengan pasangan dalam rumah tangga. Dari komunikasi, bagaimana memahami bahasa cinta masing-masing, bagaimana memahami keinginan masing-masing, bagaimana mendidik dan mengasuh anak, dan lain sebagainya. Tetapi kata para istri, suami susah sekali diajak sama-sama belajar.
.
Bagi suami kayaknya nggak penting, urusan begituan, bukan suatu masalah yang perlu dibesarkan. Sementara bagi istri, selain hubungan antara mereka berdua, banyak yang harus diurus dalam rumah tangga mereka. Bahkan kadang, masalah terbesar dalam rumah tangganya, ya suaminya itu … 😅
.
Kalau mempelajari sistem kerja otak laki-laki, ya memang begitulah laki-laki. Dari sononya memang otaknya pemburu alias mencari duit/mencari nafkah. Karena baginya yang terpenting adalah DUIT. Pikirannya penuh bagaimana menghasilkan duit. Untuk siapa? Ya untuk keluarganya lah. Tetapi ini kadang juga sulit dimengerti oleh para istri. Karena perempuan makhluk perasa, yang tidak cukup dikasih duit saja, tetapi butuh juga dimengerti dan disayangi.
.
Apalagi jika sudah tidak dikasih duit, tidak disayangi juga…itu sudah dobel dobel bara di dalam dada yang ditumpuk para istri pastinya. Dari sini saja sudah mbulet tidak kelar-kelar itu persoalan suami-istri. Maka dari itulah, sebelum bicara parenting yang paling utama justru membangun hubungan yang harmoni terlebih dahulu antara suami-istri.
.
Jadi kita para istri yang memang kudu banyak belajar, banyak mengalah terlebih dahulu di awal, biarlah para suami mencari duit saja. Kita dukung mereka dengan support maksimal. Karena otaknya laki-laki memang hanya bisa fokus satu hal. Nanti kalau duitnya sudah cukup, pasti ada masanya bisa diajak diskusi dan mikir hal lainnya.
.
Kalau kita para istri banyak belajar, lalu dipraktikkan dalam hidup sehari-hari, insyaAllah suami nanti ngikut dengan sendirinya. Karena meskipun suami itu yang memimpin keluarga, tetapi spirit terbesar dalam keluarga itu ada di kita para istri/ibu. Kitanya jernih, bahagia, optimis, positif, insyaAllah suami ngikut, hubungan suami-istri baik, nanti sekeluarga juga akan ikut baik.
.
Kalau ada suami-suami yang mau belajar, bagaimana membangun hubungan, membangun rumah tangga, merawat dan mendidik anak-anak, itu hebaaat 👍. Kalau suaminya belum mau belajar, nggak papa kita dulu para istri yang memulai belajar dan berusaha membangun hubungan suami-istri yang harmoni.
.
Jadi sebelum belajar bagaimana parenting yang baik, yuk belajar menjadi pasangan yang baik terlebih dahulu, pasangan yang saling membahagiakan. Karena inilah kuncinya. Karena pasangan yang bermasalah akan menjadikan luka pengasuhan pada anak-anak, disengaja maupun tidak.
.
Suami istri yang harmoni, bisa dipastikan mereka mampu mengatasi setiap tantangan rumah tangga yang datang, sehingga mereka akan menjadi pasangan yang saling support dan bahagia. Suami-istri yang bahagia, memiliki potensi yang lebih besar menjadi orang tua yang bahagia. Dan orang tua yang bahagia akan melahirkan anak-anak yang bahagia.
.
Ditulis oleh: Zakiyah Darojah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas