Mencari Kesempurnaan, Bagaikan Mengejar Bayang-Bayang

Dua orang yang jatuh cinta, akhirnya menikah. Dari yang awalnya tidak mengenal dalam, semakin dekat semakin tahu keasliannya masing-masing. Keburukan-keburukannya terlihat semua. Kebaikannya kadang lenyap begitu saja, tertimpa kesalahan dan kekurangannya. Pada akhirnya ada yang memilih berpisah, dan ada yang memilih menerima, memaafkan dan bertumbuh bersama. Hingga menjadi soulmate sejati.

Bertemu guru, adalah hal yang membahagiakan untuk sebagian orang. Ada sosok tempat belajar, sharing dan diminta nasihat. Awalnya tampak berkilau dari kejauhan, semakin lama semakin dekat, tampak juga awan kelabu yang mengirinya. Keilmuannya kadang menjadi buyar, tertutup oleh kekurangan-kekurangannya…..kemudian ada yang sebagian memilih menjauh, ada juga yang tetap dekat, lebih fokus pada menggali kebijakannya karena paham guru juga manusia, yang sama-sama tengah berproses.

Bertemu teman baru juga suatu yang menggemberikan. Menambah keramaian dalam perjalanan. Semakin dekat, semakin tampak juga kesalahan, kekurangan, dan friksi menurut persepsi masing-masing…. Lalu, ada yang memilih menyudahi pertemanannya, ada yang memilih tetap dekat, karena bisa memaklumi. Akhirnya teman pun lama-lama menjadi sahabat.

Tidak ada yang salah, semua hanyalah pilihan dan keputusan di tangan masing-masing. Dari milyaran manusia di bumi ini, siapa yang menjadi soulmate, guru, dan sahabat, itu semua pilihan. Namun, jika mengejar kesempurnaan, maka jangan pernah berharap akan mendapatkannya. Karena mengejar kesempurnaan, bagaikan mengejar bayang-bayang…

Mencari Kesempurnaan, Bagaikan Mengejar Bayang-Bayang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas