Menu Pilihan

Zakiyah Darojah

Love, Joy, Peace & Blessed

Pentingnya Memiliki Batas Bawah Keuangan

Dulu saya tipe orang yang kalau dapat duit, langsung beli ini beli itu, lalu habis seketika uangnya. Bahkan sebelum duitnya ada pun, sudah beli duluan, alias kredit…hehe. Setelah itu pusing lagi, kok nggak ada duit nih? Terus kepikiran utang ke siapa lagi yah?
.
Alhamdulillah ketemu suami Arif Rahutomo yang memiliki pola pikir tidak sama dalam manajemen keuangan dengan saya. Dari suami saya lah, saya belajar mengelola keuangan. Karena ilmu tentang uang ternyata sangat penting.
.
Karena sebagian besar masalah orang adalah tentang UANG. Betul bukan?
.
Soal uang ini bukan hanya bagaimana mendapatkannya, tetapi juga bagaimana mengelolanya, dan meningkatkannya. Agar kita tidak dikendalikan uang itu. Tetapi kita yang mengendalikan. Jika tidak, akhirnya banyak orang yang mengalami seperti saya dulu itu. Selalu terjerat pada lingkarang “kurang uang.”
.
Dari suami, saya juga mengenal tentang batas bawah keuangan. Batas bawah keuangan, itu sejumlah uang yang tidak kita pakai. Berapapun jumlahnya. Dan bisa dinaikkan dari waktu ke waktu.
.
Dengan memiliki batas bawah, ada banyak keuntungan. Di antaranya;
.
1. Selalu merasa, punya uang. Sehingga vibrasi yang dipancarkan dari dalam hati itu “cukup” bukan “kurang”.
.
2. Dengan pancaran vibrasi “cukup”, ini yang akan menjadi servo diri kita, untuk terus mengundang uang datang kepada kita. Berbeda saat yang dipancarkan adalah vibrasi kurang, akhirnya kurang terus.
.
3. Belajar mengendalikan keinginan. Ini bukan berarti jadi pelit, tetapi belajar mengendalikan diri, agar yang kita lakukan bukan karena nafsu memenuhi keinginan semata dan juga karena gengsi. Dan ini sangat penting untuk kesehatan psikis kita.
.
Di sebuah kelompok sosialita, tidak semuanya sehat secara keuangan, meskipun tampaknya kaya-kaya mereka. Karena yang terjadi di situ adalah persaingan, untuk tampak lebih dari yang lain, dengan berlomba-lomba memiliki barang atau apa pun yang sama atau lebih istimewa. Ini berasal dari ketidakmampuan mengendalikan diri, sehingga terbawa untuk terus bersaing. Dan ini tidak sehat.
.
Dulu awal-awal menikah, meski uang suami saya cukup untuk membeli mobil, tetapi kami masih naik motor ke mana-mana. Prinsip suami saya, ketika mau membeli sesuatu, paling tidak memiliki dana 3x lipatnya. Dan ternyata itu memang lebih baik. Dari pada punya mobil, tapi bingung bayar pajak dan beli bahan bakarnya bukan?
.
4. Membuat jadi kreatif. Karena kita tidak akan memakai uang batas bawah itu, sehingga kita dipaksa untuk kreatif bagaimana menciptakan uang lagi.
.
5. Tidak kehabisan uang. Seperti kisah saya dulu, karena tidak punya batas bawah, akhirnya uang selalu habis. Dan selalu berada pada kondisi merasa kurang uang terus. Dan ini banyak terjadi di antara kita. Habis dapat banyak uang, belum lama kemudian sudah tidak punya uang lagi.
.
Ketika dapat uang tidak tahan untuk menabungnya. Langsung kepikiran untuk membelanjakan uang yang ada. Uang habis, pusing lagi.
.
6. Tidak merepotkan orang lain. Kalau kita punya cukup uang, kita tidak kepikiran untuk merepotkan orang lain dengan pinjam. Ingatlah, berhutang itu sangat menyedot energi orang yang dihutangi. Jika kita sering sekali minta tolong orang untuk pinjam utangan, berarti sesering itu pula kita nyedot energi orang. Apalagi kalau utang yang kemarin saja belum dibayar, sudah bilang utang lagi… Miskin itu bukan hanya soal kurang uang, tetapi juga soal mental😁
.
Mau memiliki batas bawah atau tidak, mau utang atau tidak, itu hak masing-masing orang. Yang penting adalah, penting sekali kita memiliki keuangan yang sehat. Bagaimana pun, keuangan adalah hal yang pokok dalam kehidupan kita, selain kesehatan.
.
Jadi sehat jiwa, sehat raga, dan sehat uang itu Koenci.
Ditulis oleh: Zakiyah Darojah
Pentingnya Memiliki Batas Bawah Keuangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas