Pita mobius, Spiritualitas dan Realitas

Pencarian ke dalam akan hakekat diri sejati, selalu menjadi topik menarik sepanjang sejarah. Pencarian  tentang siapa dirinya, siapa penciptanya, dan akan kemana setelahnya, menjadi kegundahan tersendiri bagi para pencari. Orang jawa sering menyebutnya dengan sangkan paraning dumadi. Oleh karenanya, banyak orang yang merasa terpanggil untuk menjelajahi alam-alam dalam, dengan berbagai cara. Sebagaimana orang-orang tercerahkan dalam sejarah melewati masa-masa pencariannya. Karena jawaban hanya akan didapatkan oleh ia yang bertanya dan mencari.

Di sisi lain, kegundahan terhadap realitas kehidupan nyata, yang membawa seseorang berfikir tentang solusi-solusi demi kemaslahatan dan kesejahteraan manusia, juga amat sangat penting. Banyak orang sepanjang sejarah manusia, yang mencurahkan kehidupannya, untuk berjuang demi kesejahteraan, perdamaian, dan kemakmuran ummat.

Tidak perlu dipertanyakan mana yang lebih spiritualis. Karena keduanya, merupakan satu kesatuan. Mereka yang mencari ke dalam, pada suatu titik akan mengerti tentang perannya dalam dunia nyata.

Demikian juga mereka yang fokus pada solusi permasalahan umat, pada suatu titik akan memahami sangkan paraning dumadinya.

Para utusan pun telah mencontohkan ke dua-duanya. Seperti nabi Muhammad yang uzlah di gua Hira, barangkali karena adanya dorongan dari dalam untuk berdiam diri menjauhi hiruk pikuk masyarakat pada saat itu. Namun pada akhirnya kembali terjun ke masyarakat dengan mengemban tugas hidupnya sebagai Rosul.

Pendalaman spiritualitas, seharusnya menjadi jalan untuk berbuat aksi. Demikian juga memikirkan realitas, sesungguhnya akan membawa pada peningkatan spiritualitas.

Demikian lingkaran itu tergambarkan jelas pada simbol pita mobius, yang menjadi symbol tak terhingga (infinity) pada matematika. Lingkarang yang mempunyai hubungan antara ke dua sisi luar dan dalam. Antara yang di luar dan di dalam, saling terhubung.

Jika kita sudah merasa spiritual, namun belum mampu menggerakkan kita melihat realitas, mungkin masih perlu digali lagi. Barangkali pitanya putus di jalan… Hehehe

Pita mobius, Spiritualitas dan Realitas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas