Menu Pilihan

Zakiyah Darojah

Love, Joy, Peace & Blessed

Rahasia Menjadi Seorang Pelayan

 

Kenapa seseorang terkadang sulit untuk bersyukur, lebih mudah mengeluh, sukanya menuntut, mudah iri dengan nikmat orang lain dan lain-lain? ternyata barangkali karena itu semua berawal dari terlalu fokus pada diri sendiri sebagai personal. Kita terlalu fokus pada diri sendiri, yang merasa kurang ini kurang itu, maunya begini dan begitu, kepengin ini kepengin itu, andai begini andai begitu, harusnya begini harusnya begitu dan lain sebagainya…..

Menjadikan diri sebagai fokus utama akan membawa diri kita menjadi bermata kuda. Hanya melihat diri sendiri sebagai tumpuan. Sehingga akan menilai, berpersepsi, berprasangka sesuai pikiran sendiri yang terbatas itu. Diri sendiri yang terus menjadi fokus, akan menjadikan dirinya sebagai TUAN.

Lihatlah alam raya, mereka tercipta bukan untuk memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri. Tapi mereka tercipta untuk menjadi pelayan kita, pelayan bumi, dan makhluk-makhluk  di dalamnya, khususnya manusia. Matahari ada untuk melayani kita, sehingga tumbuhlah tanaman-tanaman untuk makanan, udara tercipta untuk melayani kita sehingga kita bebas bernafas. Air, tanah, api, rembulan semua ada untuk melayani kita.

 

Saat menjadi pelayan, di situlah terbuka hakikat seorang makhluk. Yaitu melayani. Jika ingin lebih mudah mengakses keberlimpahan yang sudah semesta berikan, yang sudah Allah limpahkan, maka jadilah pelayan. Selama masih menjadi tuan, yaitu yang ingin dilayani, semua maunya ingin dipenuhi, di situlah awal kesempitan bermula.

Menjadi pelayan, akan menghilangkan rasa menjadi tuan. Yang menjadi penyebab sempitnya hati dan rasa menuntut. Menjadi pelayan, menjadikan kita bisa merasakan bahwa nikmat dari Sang Tuan sejati sungguh sangat besar. Menjadi pelayan bukan berarti menjadi orang rendahan, namun sebaliknya, menjadi pelayan berarti menjadi semakin disayang  oleh Sejatinya Tuan.

 

Kadang orang takut kehilangan kehormatan, dengan menjadi pelayan. Padahal menjadi pelayan-Nya adalah setinggi-tingginya kehormatan. Ketakutan hanya sebuah tanda, bahwa ia masih mengharap pengakuan dari sesama makhluk. Hanya dengan mengubah niat dan sikap, apa yang kita lakukan sehari-hari bisa berubah 180 derajat nilainya. Yaitu niat menjadikan segala aktifitas kita sebagai bentuk pelayanan kepada-Nya.

Fokuslah untuk melayani, melayani makhluk-Nya sama dengan melayani-Nya. Dan Dia, tidak akan menyia-nyiakan kekasih-Nya yang telah melayani-Nya…

 

 

Rahasia Menjadi Seorang Pelayan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas