Menu Pilihan

Zakiyah Darojah

Love, Joy, Peace & Blessed

Smart Parenting, Menjadi Orang Tua Cerdas

Bulan September ini saya dan teman-teman di Permata Hati memasuki materi terakhir, yaitu materi ke-12 tentang Smart Parenting. Materi kali ini dibawakan oleh mbak Raisika Riyanto, seorang ibu dengan 5 anak juga seorang konselor menyusui dan baby wearing consultant. Di sini kami belajar bagaimana menjadi orang tua yang cerdas dan bahagia. Harapannya kami bisa mendapingi tumbuh kembang anak dengan pola asuh yang baik.

Memiliki ilmu tentang bagaimana menjadi orang tua ini penting sekali. Karena seringkali pasangan suami istri menginginkan anak, tetapi tidak menyiapkan dirinya bagaimana menjadi orang tua. Oleh karena itu, belajar sedari dini tentang parenting itu sangat penting. Baik bagi yang belum memiliki anak, terlebih bagi yang sudah memiliki anak. Belajar tentang parenting ini seumur hidup, selalu dibutuhkan.

Sebagai praktik Smart Parenting, agar tidak sekedar tahu ilmunya saja, maka seperti biasa ada praktik yang harus kami jalankan. Diantaranya:

  1. Apa saja yang dilakukan untuk menumbuhkan karakter keibuan dalam diri saya?

Ya, persiapan terpenting bagi saya sebagai calon ibu adalah menumbuhkan karakter keibuan. Karakter keibuan itu diantaranya, melayani dengan tulus, mencintai anak-anak, mau belajar, sabar menghadapi tantangan, ikhlas menjalankan peran, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, saya melakukan hal-hal sebagai berikut untuk menumbuhkan karakter keibuan dalam diri saya:

a. Melayani suami saya dengan tulus ikhlas, sepenuh cinta.

Biasanya antara pasangan suami istri, musti ada gondoknya, ada sebelnya, ada gemesnya, entah karena sikap, perilaku dan tutur kata pasangan yang tidak sesuai maunya kita. Nah, sejak beberapa waktu ini, saya mencoba untuk tidak komplain meski dalam hati terhadap suami saya. Saya lebih banyak mengakses syukur bahwa suami saya ada untuk saya, sebagai bentuk kasih sayang Allah swt kepada saya. jadi saya melayaninya, menemaninya, mendampinginya dengan suka cita dan syukur. Ini menurut saya menjadi salah satu cara menumbuhkan karakter keibuan, yaitu melayani dengan tulus.

b. Menyukai anak-anak.

Untuk menumbuhkan karakter keibuan saya, saya berusaha mencintai anak-anak yaitu dengan mendekat kepada keponakan saya yang masih kecil-kecil. Mengajaknya bermain, menemaninya ngobrol, membelikannya hadiah, oleh-oleh, mainan dan lain-lain. Ini juga menurut saya bisa menumbuhkan karakter keibuan, yaitu dengan merasa senang berdekatan dengan anak-anak.

c. Belajar parenting melalui youtube, dan buku.

Saat ini banyak sekali para praktisi pendidikan anak yang berbagi cara pengasuhan anak baik melalui vidio youtube maupun buku. Apa yang mereka sampaikan, menjadi bekal saya untuk menumbuhkan karakter keibuan di dalam diri saya yaitu dengan memperbanyak ilmu tentang pola pengasuhan anak. Termasuk juga ilmu tentang kehamilan, dan lain-lain.

2. Sebelum menjadi ibu yang bahagia, penting sekali untuk menjadi pribadi yang bahagia terlebih dahulu. Karena ini sangat dibutuhkan untuk menjadi ibu yang sehat baik secara mental maupun emosi. Apa yang membuat saya merasa berbinar dan bahagia baik sebagai diri saya sendiri maupun sebagai istri?

Sebagai diri sendiri: Saya merasa berbinar dan bahagia, jika saya bisa melakukan kemanfaatan untuk orang lain. Dan salah satunya, saya konsen mengelola Permata Hati, sebagai bentuk kontribusi saya saat ini. Saya juga merasa bahagia jika memberikan reward kepada diri sendiri, setelah menyelesaikan sebuah target harian saya. Misalnya dengan memberikan reward sekedar nonton film, jalan-jalan, membeli baju baru, atau makan makanan yang enak. Itu sangat membahagiakan bagi saya.

Sebagai istri: Saya merasa berbinar dan bahagia saat bisa memberikan pelayanan yang tulus pada suami. Meski sekedar membuatkan masakan untuknya, mijitin, menjadi teman brainstorming, menjadi teman kerja dan lain-lain. Saat saya bahagia sebagai istri, ternyata suami saya juga bahagia.

3. Apa saja insight yang saya dapat dari penjelasan mbak Raisika yang menurut saya penting?

a. Menjadi orang tua bukan hal yang mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Maka butuh sekali untuk terus belajar dan bertumbuh.

b. Bagaimana orang tua mengasuh anaknya, akan terlihat saat anaknya dewasa. Apakah dia menyayangi orang tuanya atau tidak? karena hukum tabur tuai itu berlaku. Jika sewaktu anaknya kecil orang tua bisa memberikan cinta dan kasih sayang dengan tulus, insyaAllah kelak ia dewasa, ia akan melakukan hal yang sama kepada orang tuanya.

c. Dukungan suami itu sangat penting dalam pengasuhan anak, sehingga penting sekali untuk suami terlibat dalam pengasuhan anak-anak kita.

Demikian jurnal hati saya yang ke-12 tentang Samrt Parenting. Semoga ini menjadi jejak untuk anakku kelak, bahwa ibunya sudah jauh hari belajar menjadi orang tua yang baik meski pun ia belum ada saat ini. Dan semoga ia akan merasakan betapa besar cinta ibunya dengan sabar menunggu waktu yang tepat untuk kehadirannya, dan akan mendampingi tumbuh kembangnya nanti dengan bahagia.

#permatahati

#energicintakeluarga

#jurnalhatiseptember

#challengepermatahati

#smartparenting

 

Smart Parenting, Menjadi Orang Tua Cerdas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas