Sombong, Baik atau Buruk?

 

Hasil diskusi dengan suami tentang kunci sukses dan potensi tergelincir bagi seseorang, sangat menarik untuk saya tuliskan di sini. Seseorang yang tidak punya karakter “sombong” dalm artian percaya diri dan punya rasa mampu yang lebih, biasanya justru sulit mencapai kesuksesan. Karakter “sombong” yang pas, akan membuat seseorang terus merangkak naik, karena ia memiliki kepercayaan diri yang cukup dan rasa mampu untuk terus melangkah danĀ  fokus pada tujuan.

Sebaliknya, ia yang tidak memiliki rasa percaya diri yang lebih, (yang bisa dianggap kesombongan menurut orang lain) dan lebih cenderung pada tidak percaya diri alias minder, mereka justru akan kesulitan mencapai sukses. Mungkin mereka menginginkan keberhasilan, namun rasa mindernya sendiri yang menyabotase sehingga ia tidak memiliki kuasa untuk bergerak maju. Meski hanya mulai dari pikiran pun mereka tidak mampu.

Dari sini, saya jadi merenung. Ternyata rasa sombong, alias kepercayaan diri yang lebih, bisa bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Seperti para orang sukses dan para orang yang memiliki nama besar, pasti memiliki kepercayaan diri ini.

Namun di sisi lain, kesombongan yang berlebihan alias melebihi kadar, adalah salah satu hal yang bisa menggelincirkan orang yang sudah di atas, kembali ke bawah. Kenapa bisa demikian? karena, rasa sombong yang berlebihan ini, bukan lagi dalam bentuk rasa percaya akan dirinya sendiri. Tapi sudah melampaui batas pengakuan bahwa semua yang ia peroleh adalah hasil jerih payahnya, dan tidak mengakui keterlibatan Tuhan di dalamnya. Keberhasilannya murni kerja kerasnya, dan seakan-akan dia menafikkan peran Allah yang Maha kuasa.

Sikap sombong seperti ini, tentunya akan terefleksi dalam bentuk tinggi hati. Merasa lebih tinggi di banding orang lain, dan merendahkan orang lain yang tidak mampu mencapai sukses seperti dirinya. Nah, sikap inilah yang mungkin bisa menjadi salah satu sebab, orang yang telah berhasil sukses, akhirnya bisa tergelincir, jatuh lagi ke bawah.

Jadi di sini kita perlu memahami pentingnya sebuah kadar. Rasa percaya diri sangat diperlukan untuk berhasil. Namun percaya diri yang kebablasan, bisa berubah menjadi kesombongan yang menafikkan peran Tuhan. Merasa keberhasilannya adalah usahanya semata. Di sinilah jalan licin itu bisa menggelincirkan.

Tahu kadar yang pas, akan membuat kita bisa sampai pada sukses, dan semoga tetap bertahan kesuksesan tersebut, bukan hanya untuk kita, namun juga sampai kepada keturunan kita. Yaitu dengan jalan tetap rendah hati dan perbanyak bersyukur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas