Tirakat Membawa Berkat

 

Baik sekala besar maupun kecil, pasti semua kena dampak pandemi covid yang sudah kita alami beberapa bulan ini. Meskipun selalu ada yang justru mengalami lonjakan produktivitas. Seperti mendapat tambahan job, omset naik, bisnis berkembang, banjir orderan dan lain lain. Tapi minimal terdampak pada pola hidup yang tidak seperti biasanya. Harus dadakan menjadi guru sekolah untuk anak-anak, keluar rumah musti hati-hati dan terbatas, tidak bisa mudik dan lainnya. Dan tentunya yang lebih banyak terdampak adalah terdampak secara ekonomi. Pekerjaan hilang, mencari kerja sulit, bisnis tutup, bisnis macet, mem-PHK karyawan, tidak ada pemasukan sementara banyak cicilan bank dan lain sebagainya.
.
Kondisi ini juga bisa disebut sebagai ajang untuk tirakat. Meski awalnya terpaksa, namun jika menerima, bahwa situasi memang sedang tidak menentu seperti ini, dan legowo karena ini memang kondisi di luar kuasa kita, dan tetap waras untuk tetap kreatif berkarya, insyaAllah ini menjadi arena tirakat.
.
Terlebih bertepatan dengan bulan puasa, waktu yang istimewa untuk bermesra-mesra dengan sang pencipta. Semoga membuat tirakat kali ini terasa lebih bermakna.
.
Tirakat sendiri bisa dimaknai jalan pengendalian hawa nafsu. Fungsinya tentunya mengasah ketajaman/kejernihan batin. Kondisi masa pandemi seperti ini membawa semua orang untuk tirakat. Tinggal masing-masing mau menyelami atau tidak. Mau memaknai seperti apa situasi ini. Mengambil peran untuk berbuat sesuatu, minimal untuk diri dan keluarga. Atau menyalahkan pihak lain yang di luar kendalinya.
.
“Bersama kesulitan ada kemudahan” , “Mengeluarkan dari kegelapan menuju cahaya”, demikian Allah memberikan optimisme kepada hambanya yang tengah dirundung duka. Jadikan sholat dan sabar sebagai penawarnya. Mudah-mudahan tirakat ini akan membawa berkat untuk kehidupan kita.
.
Kami sepanjang Ramadhan tidak terpikir lebaran. Baju baru, kue, dan lain lain tidak terpikir. Padahal, biasanya itu adalah suatu yang fardu’ain, bagi saya utamanya. Kalau suami si, manut saya😊. Kami malah memikirkan bagaimana melarisi dagangan teman-teman, dan banyak memberi sebisa kami. Dan jebulnya ada yang memikirkan nasib kami ternyata. Tentunya mereka adalah perpanjangan tangan-Nya, sehingga dalam hati mereka tercantum nama kami.
Mukena, baju, parcel ada yang ngirim. Bahkan sampai sabun mandi, lipstik, bedak juga ada yang ngirim… Robbanaa, mungkin ini yang disebut “Siapa yang memikirkan hamba-Ku, maka Aku yang akan memikirkannya.” Tapi nggak mau ke-GR an juga si, takut ujub. Hlaa wong iman aja masih sebesar butiran debu kok 🙈.
Intinya, tirakat membawa berkat, begitu saja… 🙏🙏🙏
Tirakat Membawa Berkat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas