Menu Pilihan

Zakiyah Darojah

Love, Joy, Peace & Blessed

Temukan Caramu Sendiri

Ada sahabat yang bertanya, “kok saya susah hening ya, kalau hening duduk diam malah yang muncul kecemasan?” ya, nggak papa juga. Mengakses hening tidak harus dengan duduk diam. Memang Tuhan berkomunikasi dengan hambanya dengan banyak cara. Dan bisa diakses hambanya dengan cara yang berbeda-beda.
.
Cara otak bekerja bagi setiap orang juga beda-beda. Meski strukur otak manusia sama, tetapi kinerjanya berbeda-beda tergantung belahan otak mana yang lebih dominan bekerja. Ada yang kuat di neo kortexnya, ada yang di limbiknya dan lainnya yang menghasilkan karakter orang yang berbeda juga. Termasuk dalam mengakses keheningannya.
.
Kalau saya menikmati hening dengan dzikir atau hanya duduk diam, sementara suami justru hening saat mikir. Mikir yang sangat kuat, sampai mentok dan blank, dan akhirnya ‘embuh’, di situ katanya dia lebih merasakan nikmat.
Barangkali karena saya lahir di lingkungan santri. Dari orang tua, sampai mbah-mbah ke atas semuanya terdidik dengan kebiasaan ajaran islam tradisional, sehingga secara lingkungan dan DNA saya sudah bawaannya begitu.
.
Sementara suami lahir dari orangtua yang banyak mikir. Bahkan sampai sekarang bapak mertua saya masih banyak bertanya tentang hal yang aneh-aneh. Makanya nurun ke anaknya😊. Dan itu sama sekali tidak salah juga. Justru karena banyak mikir itu, barangkali banyak insight – insight yang suami saya dapat, yang tidak dipikirin orang lainnya.
.
Dan saya rasa juga, semua orang punya cara masing-masing untuk mencapai keheningan batinnya. Jika ngomel-ngomel itu membuat nyaman, ya lakukanlah. Jika beraktifitas membuat damai, ya lakukanlah. Jika nonton drakor membuat ayem tentrem, ya lakukanlah. Karena hening bukan cara, tapi suatu kondisi batin. Duduk diam hanya suatu cara untuk berlatih.
.
Kita bisa lihat, yang sepertinya suka misuh-misuh di dunia maya, ketika berjumpa di dunia nyata, aslinya baik hati dan santun-santun. Barangkali itu cara mereka untuk katarsis, dan setelah katarsis berasa lega. Ya monggo saja.
Yang justru hendak dicapai adalah hening dalam segala kondisi. Kalau bahasa para wali disebut sholat daim. Yaitu mengingat Allah secara terus menerus. Sesuai firman Allah:
.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda dari orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksaan neraka” (QS Ali Imran:190-191).
.
Sunan Bonang menjelaskan, “berbakti yang utama tidak mengenal waktu. Semua tingkah lakunya itulah menyembah. Diam, bicara, dan semua gerakan tubuh merupakan kegiatan menyembah. Itulah niat sejati. Pujian yang tidak pernah berakhir.”
.
Tidak mudah untuk bisa shalat daim memang. Hening, tersambung dengan yang Maha Kuasa selalu. Bisa menghadirkan hati di setiap aktifitas saja, itu sudah sangat bagus dan sangat membantu. Karena itulah perlunya untuk berlatih.
.
So, temukan cara sendiri-sendiri yang menurut kita pas….. Yang membuat lebih berdaya dan mudah untuk berserah diri 🙏🙏🙏
Temukan Caramu Sendiri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas