Menu Pilihan

Zakiyah Darojah

Love, Joy, Peace & Blessed

Berhenti Menyalahkan yang di Luar, Fokus pada yang di Dalam

Jika kita menengok sosial media, tidak sedikit kita dapati saudara-saudara kita yang begitu “perduli” dengan urusan bangsa dan negara, utamanya dalam hal politik. Dari bahasa yang hanya sindiran, sampai bahasa yang sangat kasar, ada. Seakan-akan mereka adalah ahli dalam hal politik, sosial, ekonomi, kesehatan dan lain-lain. Dan seolah-olah suara mereka didengar dalam proses pembuatan kebijakan publik, sehingga mereka sangat lantang berbicara.

Tentunya itu adalah hak mereka. Sosial media milik mereka, HP atau komputer milik mereka, kuota internet juga mereka yang beli sendiri. Jadi apa urusannya jika melarang-larang.

Tetapi saya ingin menuliskan tentang pandangan saya terhadap hal tersebut. Sudah lama tentunya situasi seperti ini ada, sejak dahulu kala barangkali. Namun, dahulu informasi belum sederas saat ini, juga belum ada sosial media yang membuat semua orang bebas beropini. Minimnya informasi yang kita dapat dulu, sebenarnya ada untungnya. Karena kita tidak kebanjiran informasi yang tentunya belum tentu falid dan juga pasti dibumbui sesuai kepentingan pihak yang menyampaikan. Dan juga kita tidak mudah tersulut emosinya lalu menuangkan sesuka hati di sosial media kita.

Namun bukan hal itu yang utama, karena zaman memang cepat sekali berubah terutama dengan kemajuan teknologi, semua itu tidak bisa dicegah. Jadi yang utama berarti kemampuan diri kita untuk mengendalikan diri dalam hal menyerap informasi, maupun beropini terhadap informasi yang kita terima itu, baik melalui sosial media atau grup-grup yang kita ikuti.

Sejak saya membaca buku Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu sekitaran tahun 2007, saya mulai berlatih untuk lebih fokus pada hal-hal yang memang dalam lingkaran jangkauan tanggung jawab saya. Artinya, hal-hal yang di luar jangkauan saya, tidak terlalu menjadi bahan pikiran dan curahan energi saya. Bukan berarti tidak perduli, tetapi justru inilah bagian dari keperdulian itu sendiri.

Karena apa? Ketika kita ingin memiliki hati yang bahagia, kehidupan yang bahagia, maka berhentilah mengurusi hal-hal yang bukan urusan kita. Berhentilah menyalahkan pihak-pihak yang terlalu jauh jangkauannya, agar kita bisa fokus pada hal-hal yang dekat. Karena inilah kunci bagi kebahagiaan diri kita dan juga orang-orang terdekat kita. Selama kita menjadikan pihak lain kambing hitam, maka selama itu pula kita sulit merasakan kebahagiaan.

Kesukaan kita untuk mengurusi hal yang jauh (negara) padahal kita bukan penentu kebijakan, bukan orang politik, bukan tokoh masyarakat dan lain-lain adalah tanda, sebenarnya kita sendiri telah gagal dalam mengurusi yang menjadi tanggung jawab kita.

Ketidakmampuan kita menyelesaikan permasalah yang ada dalam lingkarang tanggung jawab kita, menyebabkan kita mencari persoalan-persoalan di luar lingkaran terdekat kita, untuk pelampiasan ketidakpuasan diri kita sendiri atas situasi lingkungan terdekat kita.

Bisa dibuktikan, teman atau saudara yang senang sekali menyalah-nyalahkan pihak luar, apakah sebenarnya mereka memiliki permasalah dalam lingkungan pribadinya? Jika ya, berarti hal ini dapat dibuktikan.

Jadi, solusinya adalah fokuslah pada lingkaran yang menjadi tangggung jawab kita. Di situlah suara, tindakan dan aksi nyata kita dibutuhkan. Karena sekeras apapun kita berkoar-koar untuk sesuatu yang kita anggap salah di luar sana, tidak akan berpengaruh pada kondisi di luar, tapi justru semakin memperburuk kondisi kita di dalam. Karena kita sibuk mencari kesalahan pihak lain, tanpa punya waktu untuk mengoreksi diri sendiri dan apa yang bisa diperbaiki.

Berhenti menyalahkan yang di luar, fokuslah pada yang di dalam lingkaran tanggung jawab kita. Di situlah segala perbaikan di mulai. Bukankah sebuah negara di bangun dari kumpulan banyak keluarga? Mengapa kita tidak mulai dari keluarga kita sendiri? Yang di atas sana, biarlah para ahli dan para petugas yang menjadi penanggung jawab, yang menyelesaikannya.

Ketidak-kisruhan kita, akan sangat membantu para penanggung jawab yang di atas menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada. Juga akan sangat membantu untuk diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat kita.

Dengan masing-masing kita yang fokus pada lingkaran tanggungjawab kita, maka akan didapat kekuatan yang memiliki energi besar untuk perbaikan di lingkungan yang lebih luas, hingga dalam tataran negara.

Berhenti Menyalahkan yang di Luar, Fokus pada yang di Dalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas