Jangan Tertipu Penampilan


Suatu malam saya membuat tragedi, yaitu mematahkan kran kamar mandi jam 1 dini hari. Sementara pompa air kami memakai sistem otomatis, maka air menyembur dengan sangat deras tanpa bisa distop. Saya dan suami kalang kabut. Akhirnya jalan satu-satunya adalah dengan memadamkan listrik. Suami saya pun, berusaha tetap menyumbat kran yang jebol itu. Hingga subuh, baru teratasi dengan disumbat karet.

Tidak berhenti di situ, ternyata sumbatan kran yang dikira sudah rampung, menyebabkan air merembes hingga ke dinding. Khawatirnya, rembesan air sampai ke tetangga, karena rumah kami di perumahan, yang dindingnya menyatu dengan dinding tetangga. Jadilah suami mengoprek lagi kran itu, hingga siang hari habis duhur. Itu pun belum menyelesaikan masalah. Air masih merembes di dinding.

Hingga akhirnya jalan satu-satunya adalah menelpon tukang air, siapa tahu bisa membetulkan kran dengan permanen. Benar saja, setelah dipegang tukang air, tidak ada 1 jam, persoalan air merembes dan kran patah terselesaikan. Ini bukan karena suami saya tidak saleh dan tidak bekerja sungguh-sungguh menyelesaikan masalah air. Tapi karena dia bukan ahlinya di bidang itu. Saat ahlinya yang menangani, masalah pun bisa tertangani dengan cepat.

Maksud dari cerita ini adalah, bahwa seringkali kita memutuskan sesuatu, memilih sesuatu, menganalisa sesuatu, hanya melihat permukaan saja. Asal tampak alim, asal tampak saleh, asal satu golongan, dan lain lain. Tukang air rambutnya gondrong, tidak tampak saleh, tapi dia cakap dalam bidang perairan. Dan terbukti mampu menyelesaikan persoalan air. Bukankah nabi pernah bersabda bahwa jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya? Orang yang tampak saleh, bukan berarti dia bisa melakukan segala sesuatu dengan baik, tapi siapa yang ahli di bidangnyalah yang mampu.

Nah, seringkali kita melihat segala sesuatu dari penampakannya saja. Asal tampak saleh. Berarti hanya melihat dari bungkus pakaiannya saja. Jika saleh atau tidak seseorang hanya dilihat dari penampilan, maka kita akan sering tertipu. Bukankah sudah banyak kejadian, dimana orang yang tampaknya saleh, tetapi ternyata menipu dalam urusan bisnis. Bukan hanya 1 atau 2 orang yang tertipu, tapi ratusan ribu orang, dengan kerugian materi miliaran bahkan triliun rupiah. Ini contoh, agar kita tidak selalu memandang orang dari permukaannya saja.

Jika kita menilai kesalehan seseorang dari penampilan saja, maka yang disebut saleh bisa jadi hanya para ustadz dan kiai saja. Lalu bagaimana dengan orang yang memiliki profesi lain seperti polisi, dokter, pilot, insinyur, pedagang, dan lain sebagainya dari ribuan profesi yang ada, bahkan hingga satpam, tukang sampah, tukang sapu dan lain-lain?

Maka, Nabi bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564).

Ini menunjukkan, bahwa penilaian kita pada rupa dan penampilan, adalah penilaian semu. Dan jangan langsung percaya pada apa yang tampak di mata. Telisik lebih jauh, karena kesalehan seseorang tercermin dari kebaikan hatinya. Dan hati yang baik, bisa milik siapa saja dalam segala profesi yang ada di dunia ini.

Jangan Tertipu Penampilan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas