Hai sobat pembelajar…
Kali ini saya akan menuliskan rangkuman hasil belajar saya kepada Ibu Septi Peni Wulandani, di acara Teman Tumbuh Pengurus Berdaya Lumbung Ilmu Ibu Profesional. Kali ini saya belajar tentang Bagaimana Membangun Empati.
Empati adalah:kemampuan untuk bisa memposisikan diri dari sudut pandang orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan meskipun tidak mengalami apa yang mereka alami..
Memiliki empati sama dengan memiliki kesadaran diri dan kepedulian terhadap sesama sehingga empati berperan penting untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain.
Simpati hanya sampai pada tataran perasaan. Sedangkan empati sudah berupa tindakan untuk membantu menyelesaikan masalah yang kita sendiri atau yang orang alami. Di situlah akan terbentuk aksi untuk menjadi solusi. Jadi orang yang empati adalah orang yang mampu mengenal dirinya sendiri, sehingga mampu melakukan aksi untuk menjadi solusi bersama.
Jenis empati:
- Empati kognitif: kemampuan untuk memahami perspektif orang lain, apa yang mereka pikirkan, dan memahami tindakan yang mereka lakukan. Tidak hanya berdasarkan asumsi kita. Dengan memiliki perspektif orang lain kita bisa melihat dari berbagai sudut pandang, baik sudut pandang negatif dan sudut pandang positif.
- Empati Emosi: kemampuan untuk mengalami emosi yang dirasakan orang lain. Ada kedekatan personal, sehingga bisa merasakan emosi orang lain. Dalam otak kita, hanya ada satu yang mendominasi, logika atau emosi. saat emosi naik, logika kecil. Saat logika yang mendominasi maka emosi akan mengecil dan bisa dikontrol
- Compassionate Empati: Perpaduan dari empati kognitif dan empati emosi.
- Empati Somatik: empati yang bisa merasakan rasa sakit yang dialami oleh orang lain, secara fisikal. Turut merasakan sakit apa yang dirasakan orang lain.
Ciri Empati
Seseorang bisa dikatakan empati apabila:
- Mampu memahami orang lain
- Memahami bahasa isyarat
- Peran yang dilakukan
- Memahami diri sendiri
- Tidak larut dengan masalah orang lain
Faktor Empati
- Pola Asuh. Pola asuh orang tua yang menanamkan nilai empati kepada anaknya sejak kecil.
- Kepribadian. Sering berintrospeksi diri dan memiliki sikap yang tenang. Sering-sering self talk.
- Usia. Semakin bertambahnya usia, maka semakin tinggi empati seseorang. Derajat kematangan seseorang akan lebih tinggi, lished. Meskipun tidak selalu usia bisa mematangkan kedewasaan, tetapi usia menjadi salah satu faktor.
- Sosialisasi. Misalnya ketika seseorang anak sedang bermain dengan teman-temannya. Dalam permainan yang diadakan, dan ada kerjasama.
Cara Melatih Empati
Tahap 1; Peka
Peka terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar. Faktor ini sangatlah penting untuk membangun rasa empati yang baik. Jangan berharap hal yang besar jika hal kecil saja belum dapat dilakukan.
Tahap 2; Mendengarkan
Benar-benar memperhatikan apa yang sedang orang lain bicarakan, mengulangi kata-kata yang didengar untuk memastikan bahwa informasi yang didapatkan adalah benar.
Ini berkaitan dengan komunikasi. Bisa dimulai dari niat yang sungguh-sungguh. Mampu asertif dan mengetahui energi diri, dan memahami kapasitas diri kita.
Tahap 3; Menghargai Perbedaan
Perbedaan hadir sebagai anugerah yang membuat manusia bisa terus belajar dan memperbaiki diri.
Dengan empati ini diharapkan kita menjadi perempuan, istri, ibu yang lebih mengenal diri sendiri dan lebih ampu untuk bersikap bijaksana.
Cara menuntaskan masalah saat bekerjasama dalam membangun empati:
- Asertif
- Memiliki indikator kesuksesan dalam proses membangun empati
- Berpikir positif
Pemateri: Septi Peni Wulandani
Notulen: Zakiyah Darojah