
Siapa yang tidak ingin memiliki hati yang damai, pasti semua orang menginginkannya bukan? Banyak yang mengira, kedamaian dicapai saat memiliki banyak uang, ternyata setelah memilikinya, belum juga kunjung menemukan kedamaian itu. Banyak yang mengira kedamaian tercipta setelah memiliki pasangan hidup, ternyata setelah memiliki pasangan, belum juga merasakan damai. Banyak yang mengira kedamaian akan tercapai saat populer dan memiliki pekerjaan yang bergengsi, ternyata setelah dicapai, kedamaian belum juga datang menghampiri. Bahkan banyak yang mengembara mencari guru-guru dan menyelami berbagai ritual, demi mencapai kedamaian, namun yang dicari belum juga ditemukan. Dan lain-lain hal yang banyak orang lakukan yang ia kira membuat damai, ternyata kegundahannya belum juga mampu teratasi.
Seorang guru pendiri Taoisme, Lao Tzu mengatakan, If you are depressed you are living in the past. If you are anxious you living in the future. If you are at peace, you are living in the present. Jika kita depresi, berarti kita hidup di masa lalu. Jika kita cemas, berarti kita hidup di masa depan. Namun jika kita damai, berarti kita hidup di masa sekarang.
Berarti kuncinya adalah, hidup dalam kekinian atau orang sering menyebutnya “present moment“. Nah, bagi saya sendiri, hidup selalu di saat ini, juga bukan suatu hal yang mudah. Meski sudah mempraktekkan ibadah seperti sholat, dzikir, tadarus Al-Quran, berlatih hening dan lain-lain, untuk bisa hidup present moment setiap saat, masih banyak bolongnya :). Bukan karena apa yang saya lakukan sia-sia, tapi itulah manfaatnya kita melakukan ibadah, yaitu untuk kembali “eling” atau menyadarkan diri untuk kembali hadir di saat ini.
Karena sifat dari pikiran kita memang sukanya melopat-lompat. Kabarnya dalam sehari ada kurang lebih 70.000 lompatan pikiran yang terjadi dalam otak kita. Belum lagi di zaman internet dan sosial media sekarang ini, informasi terpapar begitu sering dan otomatis otak kita akan meresponnya dengan sangat cepat. Jika dapat dijabarkan dalam baris-baris tulisan, isi otak kita dalam sehari sudah mampu dibuat sebuah buku :). Jadi paling tidak, dalam sehari-hari ada saatnya kita bisa merasakan moment kekinian, meski belum bisa sepanjang hari. Dan ini akan sangat membantu untuk kedamaian batin kita.
.
Seperti kata master Oogway, dalam film Kungfu Panda, yang saya sangat setuju, yaitu “yesterday is history, tomorrow is mystery but today is agift, thats why it’s called the present”. Jika masa lalu adalah sejarah, masa depan adalah misteri. Maka saat ini adalah hadiah. Jika kita bisa hidup dalam kekinian, di situlah sebenarnya kita mendapatkan hadiah yang besar.
Dan, saat kita bisa mengakses present moment, maka antara pikiran, ucapan dan perbuatan itu seirama. Ini juga yang membuat orang bisa selaras. Terkadang benturan di dalam batin terjadi, jika antara realita perbuatan dan sikap tidak sinkron dengan idealita di dalam pikiran. Hal ini yang membuat seseorang sulit mencapai kedamaian karena di dalam dirinya terjadi benturan konflik-konflik akibat tidak selarasnya pikiran, perkataan dan perbuatan. Kata Mahatma Gandhi, “happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony“, bahwa kebahagiaan akan tercapai jika apa yang kamu pikir, apa yang kamu katakan, apa yang kamu lakukan itu harmoni.
Bagi teman-teman yang beragama islam, dalam sholat dianjurkan untuk khusuk. Khusuk adalah kondisi batin dan pikiran yang tidak terganggu oleh apapun, sehingga benar-benar menikmati proses keberserahan diri. Khusuk tidak akan dicapai jika tidak mampu menundukkan pikiran dan hati di saat ini. Tidak melompat ke belakang, juga tidak melompat ke depan. Jadi, sholat ini latihan yang sangat bagus, untuk berlatih present moment, yang diharapkan pelakunya bisa sampai merasakan kondisi khusuk. Jika dalam sholat bisa khusuk, maka khusuk ini bisa dibawa dalam kehidupan sehari-hari di luar saat mengerjakan ibadah sholat. Dari sinilah, yang dimaksud sholat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. Karena hati selalu eling lan waspada, hidup dalam saat ini.
Atau para teman-teman yang berlatih meditasi, juga di sana diajarkan bagaimana meditasi bisa menjadi sarana seseorang untuk berlatih menemukan “state meditatif“. Yaitu kondisi batin dan pikiran yang jernih, dengan diawali merasakan moment kekinian yang apa adanya.
Atau teman-teman yang berlatih mindfulness, atau apapun juga yang bertujuan sama yaitu melatih hati, pikiran dan perhatian di saat ini, maka mudah-mudahan akan dianugerahi kedamaian yang diidam-idamkan. Karena kedamaian merupakan hak setiap orang, dan tentunya bisa dirasakan oleh setiap yang berlatih atas izin Tuhan.
Semoga Allah swt, Tuhan yang Maha pemberi kedamaian, menganugerahkan kita semua, hati yang damai 🙂