Kelas MIRACLE ke-3 tentang Passion, dibawakan oleh mbak Helena Safitri. Dari materi ini saya diajak kembali untuk mengenal passion saya untuk membangun personal branding.
Mbak Helena, mengawali dengan mengajak kita memperkenalkan diri dengan 3 kata. Saking banyaknya hal yang saya sukai, sampai nge-blank mau memperkenalkan diri saya sebagai apa?😃. Nah saat menulis artikel ini, lebih bisa serius nih untuk mengenalkan diri saya, kaitannya dengan passion.
Siapa Zakiyah Darojah ini: Penulis yang suka dunia pengembangan diri yang senang traveling. Hemmm mungkin itu lebih tepat🙂.
Sebenarnya passion itu apa si?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), passion artinya yaitu kegemaran, gairah, keinginan yang besar, semangat, emosi, kemarahan, dan kecemasan.
Kalau dari yang saya pahami, passion itu sesuatu yang kita sukai untuk melakukannya, karena ada dorongan yang kuat dan emosi yang kuat dan kita mau melakukannya dalam jangka waktu yang lama dengan senang kegiatan itu tanpa merasa jenuh, dan aktivitas itu berdampak positif untuk diri kita.
Saat kita sudah tahu passion kita, kita akan lebih mudah dalam membranding diri kita, atau disebut personal branding. Menurut Susan Gunelius, presiden & CEO of Keysplash creative.inc personal branding adalah persepsi tentang siapa dirimu dan apa yang dapat kamu lakukan.
Personal branding bisa bersifat inside out dan juga outside in.
Inside out: Dari diri kita membentuk branding diri kita ke luar sehingga dikenal oleh orang lain sebagi yang kita harapkan.
Outside in: Apa yang kita lakukan, yang kita bicarakan, yang kita minati dan lain sebagainya membuat lingkungan membranding kita dengan hal tersebut.
Personal branding antara di dunia nyata dan dunia virtual, akan lebih baik jika sama. Contohnya, sebagai pebisnis, penulis, pemusik, dll. Sebagai ibu dan perempuan, juga bisa membangun personal brandingnya. Termasuk ibu rumah tangga.
Saat ini, media sosial adalah sebagai media branding. Saat ini pengguna meda sosial di Indonesia mencapai 167 juta orang atau menurut data lainnya, bahkan lebih banyak lagi. Ini menjadi wadah atau sarana kita dalam membangun branding karena bisa menjangkau ke banyak orang. Caranya dengan melakukan aktivitas di media sosial yang sesuai dengan passion dan dipadu dengan empati.
Bagaimana membangun personal branding di media sosial?
- Kenali diri
- Nama unik di semua chanel
- Profil / bio
- Strategi konten
- Berjejaring
Bagaimana membangun personal branding, bisa dilatih dari membuat Personal Branding Canvas.
Contohnya tentang saya,
- Characteristic/ ciri khas: menggali kebijaksanaan hidup, bersuara tegas, traveling.
- Skill: menulis, public speaking, memotivasi orang, leadership, self healing, coaching, spirituality.
- Passion: menulis, public speaking, traveling, pengembangan diri.
- Daily activity: istri rumah tangga, partner bisnis suami, leader komunitas, menulis, konten creator youtube.
- Target audiens: orang-orang yang suka belajar tentang kehidupan, laki-laki ataupun perempuan dewasa.
- Reference: Najwa sihab, Gede Prama, komunitas asuh diri, komunitas ibu profesional dan komponennya.
- Uniq Selling Point: penulis yang suka dunia pengembangan diri.
- Key message: hidup bahagia penuh makna.
Bakat: keahlian atau kesukaan bawaan dari lahir
Skill: keterampilan yang kita asah
Passion: gabungan antara skill dan bakat, yang kita konsisten di situ dan kita merasa puas.
Personal branding dimulai dari mengenali keunikan diri, memadukannya dengan passion dan empati. (Helena Safitri).
Pemateri: Helena Safitri
Notulen: Zakiyah Darojah