Saya senang menonton vidio-vido ibu dr. Aisah Dahlan. Alhamdulillah akhirnya berkesempatan belajar langsung ketika beliau ada acara seminar di Jogja. Dalam acara yang bertajuk “Beautiful Skin, Beautiful Heart, Beautiful Parenting; Menyelaraskan Kecantikan dan Kebahagiaan Ibu” Ibu Aisah membagikan ilmu tentang Menjadi Ibu Hebat dan Selamatkan Bangsa.

Ibu Aisah menekuni bidang Neuro Science. Selain karena ibu Aisah memang seorang dokter, juga berawal dari pergulatannya mendampingi para korban narkoba. Pengalaman itu yang akhirnya membuat ibu Aisah sadar bahwa peran orang tua sangat penting untuk menyelamatkan anak bangsa. Akhirnya beliau sangat bersemangat untuk menebarkan ilmu yang beliau namai Neuroparenting ke seluruh pelosok negeri.
Neuro berarti: Sistem saraf. Sementara parenting berarti: pola asuh. Jadi neuroparenting bisa diartikan sebagai pola pengasuhan yang berdasarkan sistem saraf.
Otak manusia terdiri dari otak besar dan otak kecil. Dalam otak manusia ada lebih dari 100 milyar neuron. 1 neuron kinerjanya seperti 1 komputer canggih. 1 Neuron bisa memiliki 20.000 sambungan. Saraf itu seperti kabel listrik yang memiliki banyak cabang.
Di dalam otak bayi, ada yang namanya Neuron cermin. Apa yang dimakan, diucapkan, dilihat, dan dilakukan ibu menjadi cerminan bagi si bayi. Jadi saat ibu sedang hamil, dan memegang gawai tontolah konten edukasi dan informasi-informasi yang bermanfaat. Sejak dalam rahim, janin sudah merekam bacaan Al-Quran yang ibunya baca dan dengar. Suara dan perilaku ayahnya pun terekam di otak janin. Dan ketika sudah lahir, Neuron cermin sudah aktif bercermin pada contoh di depannya. Contoh teladan orang tua sangat berkesan pada anak, khususnya teladan dari IBU.
Penting sekali bagi orang tua untuk menghindari label atau cap buruk pada anak. Karena itu akan membentuk citra diri yang buruk pada anak.
Di dalam otak juga ada yang namanya kelenjar Pituitery. Kelenjar yang mengeluarkan hormon cinta, bahagia, kasih sayang dan rasa nyaman. Yaitu: Oxytocin, Dopamine, Endorphins, dan Serotonin.
Bagaimana agar hormon-hormon cinta, bahagia, kasih sayang, dan rasa nyaman itu keluar?
- Tersenyum
- Tertawa
- Bergerak
- Bermain
- Belanja
- Dibelai
- Ibadah
- Bernyanyi
Untuk mengaktifkan kelenjar pituitery pada anak, anak memiliki semacam baterai yang disebut Bahasa Kasih Sayang atau Cinta. Orang tua juga harus memahami Bahasa Kasih Sayang anak ini. Bahasa kasih adalah: Cara yang digunakan seseorang untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan rasa cinta di dalam dirinya kepada orang lain.
Bahasa kasih mirip seperti baterai, yang harus diisi. Sifat baterai kasih harus diisi setiap hari, minimal 3 kali seminggu. Penyimpangan perilaku anak, adalah indikasi isi baterai sudah mencapai batas kritis minimal. Sehingga orang tua harus bisa men-charge baterai kasih sayang anak dengan bahasa kasih sayang.
Bahasa Kasih Sayang Ada 5
- Kata-kata pendukung
- Waktu berkualitas
- Sentuhan fisik
- Pelayanan
- Menerima Hadiah
Untuk anak di bawah usia 5 tahun, semua bahasa kasih perlu diberikan.
Anak dengan bahasa kasih Kata-Kata Dukungan, senang dengan pujian dan penghargaan. Kekurangan bahasa kasihnya menyebabkan anak dengan tipe bahasa kasih ini menjadi anak yang suka mengejek dan menjelekkan orang lain.
Anak dengan bahasa kasih Sentuhan Fisik, senang dengan sentuhan fisik. suka digendong, dipeluk, dibelai, dicium. Dia juga suka melakukan hal-hal tersebut kepada orang tuanya. Jika anak tipe ini kekurangan bahasa kasih sentuhan fisik, dia akan menjadi anak yang suka melukai orang lain. Mencubit, menggigit, memukul dan lain-lain.
Anak yang memiliki bahasa kasih Pelayanan, suka dilayani dan juga suka melayani. Biasanya suka minta membantu ibu atau ayahnya. Namun kadang orang tua yang tidak sabar malah melarang-larang anaknya. Dengan alasan pekerjaan jadi lama, tidak benar mengerjakannya, malah tambah acak-acakan dan lain sebagainya. Jika anak tipe ini kekurangan bahasa kasihnya, dia akan menjadi anak yang bosy, minta dilayani dengan kasar, sering membuli dan lain-lain.
Anak dengan bahasa kasih Waktu Berkualitas, biasanya suka minta ditemani, suka minta bantuan. Kadang orang tua dengan alasan anak suruh mandiri, atau dengan alasan sedang repot, tidak mempedulikan permintaan anak. Jika anak tipe ini kekurangan bahasa kasihnya, maka dia akan sering ngambek dan lebih suka menyendiri.
Anak dengan bahasa kasih Diberi Hadiah, dia akan senang diberi hadiah dan akan sangat menghargai hadiah dari orang tua maupun dari orang lain. Ia juga suka memberi hadiah, meskipun berupa hal sederhana seperti surat kecil, hasil karyanya di sekolah, dan lain-lain. Sayangnya kadang orang tua justru tidak bisa menghargai hadiah dari dia yang membuat si anak terluka. Jika anak dengan bahasa kasih ini kekurangan bahasa kasihnya, dia akan menjadi anak yang pelit dan tidak suka berbagi.
Demikian catatan saya, belajar bersama ibu dr. Aisah Dahlan. Semoga bermanfaat😊