Menu Pilihan

Zakiyah Darojah

Love, Joy, Peace & Blessed

Pasangan Adalah Penyembuh Diri Kita

Siapa yang saat ini masih merasa suami / istrinya suka menyakiti/melukai? baik secara sikap maupun dalam bentuk kata-kata?

Seringkali saat kita merasa terluka oleh pasangan, kita menganggap pasangan kita itu jahat atau tidak cinta atau tidak sayang, betul bukan? ahaha ya karena itu juga dulu saya alami. Menganggap kalau suami sayang dan cinta, itu dia harus melakukan hal-hal yang saya sukai saja. Haram hukumnya kalau melakukan atau bicara hal-hal yang membuat saya terluka. Kalau itu dilakukan, berarti dia jahat dan nggak cinta. Begitulah biasanya para istri😃

Ternyata ada hal tersembunyi dan ini sangat penting untuk dipahami, ketika kita merasa terluka akibat perilaku/sikap/tutur kata dari pasangan kita. Yaitu, sebenarnya ia sedang menunjukkan luka apa yang masih menganga di dalam diri kita. Ibarat kita memiliki luka yang parah di lengan kita, tetapi tidak terlihat karena tertutup pakaian, lalu suami kita tidak sengaja menyenggol luka itu, kita pun mengaduh kesakitan. Jika di lengan kita tidak ada luka, meskipun suami kita menyenggol lengan kita, pasti tidak akan terasa sakit, karena tidak ada luka di sana. Jadi, setiap kita merasa suami kita membuat kita tersakiti, cek apakah sebenarnya kita memiliki luka di sana, sehingga seolah suami kita melukai? padahal mungkin suami kita tidak sengaja atau tidak tahu kalau hal itu melukai kita?

Jadi, di sini peran pasangan adalah sebagai penyembuh diri kita. Dimana ia berperan menunjukkan bagian-bagian luka yang masih menganga dalam diri kita. Dan pasangan kitalah satu-satunya orang yang mampu memasuki lapisan diri kita hingga cukup dalam. Sehingga, ialah satu-satunya orang yang mungkin menunjukkan dimana luka kita itu. Karena kadang luka kita tidak tampak di permukaan, tetapi ternyata tersembunyi di dalam lapisan diri kita yang kadang kita sendiri tidak menyadarinya.

Nah, pasangan adalah penyembuh yang memiliki tugas menunjukkan apa luka-luka kita yang perlu disembuhkan, dengan menjadi pemicunya. Mungkin  kita anggap suami menyakiti, tetapi ia sedang menunjukkan bahwa kita masih ada luka di situ.

Contohnya saya, misal merasa terluka saat suami saya bersikap cuek. Ternyata saya memiliki luka kurang perhatian. Sehingga saat suami saya menurut perspektif saya cuek atau kurang memperhatikan saya, saya mengangap dia menyakiti. Padahal sesungguhnya dia sedang menunjukkan, bahwa rasa tersakiti saya itu karena saya ada luka kurang perhatian.

Lalu, jika kita sudah menyadari hal itu, kita jadi tidak menyalahkan pasangan. Tetapi memilih untuk menyembuhkan luka kita sendiri. Sehingga saat pasangan melakukan hal yang sama mungkin, itu tidak lagi membuat kita terluka.

Contohnya, saat saya tahu bahwa mungkin saya ada luka di kurang perhatian, maka saya sembuhkan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang lebih kepada diri saya sendiri. Misalnya dengan memberikan hadiah atau reward-reward sederhana, membelikan sesuatu yang dulu waktu kecil saya inginkan tetapi belum terwujud, pergi ke salon untuk perawatan tubuh, beribadah lebih khusuk, belajar meditasi dan lain sebagainya.

Dan amazingnya, saat kita sudah sembuh dari luka, justru kadang pasangan kita tidak lagi melakukan hal-hal yang melukai. Contohnya suami saya saat saya sudah cukup dengan perhatian dan kasih sayang dan tidak menuntut dia memberikan perhatian lebih, malah akhirnya berbalik 180 derajat, dia memberikan kasih sayang dan perhatian yang banyak seperti yang dulu saya impikan. Padahal sudah tidak saya minta.

Ternyata, demikianlah adanya. Saat kita menyadari pasangan kita adalah penyembuh, kita tidak akan menyalahkannya justru akan berterima kasih kepadanya.

#KLIP

#ibuprofesionaluntukindonesia

#sinergijadiinspirasi

Pasangan Adalah Penyembuh Diri Kita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas