Kita tahu pikiran itu diibaratkan seperti monyet, alias suka lompat-lompat. Konon, dalam sehari ada lebih dari 70.000 lintasan pikiran yang bersliweran. Jadi tidak salah jika kebanyakan orang sulit mengakses state mindfulness, apalagi mengakses khusuk.
Lagi ibadah pikiran lompat lompat, lagi makan lompat lompat, lagi mandi lompat-lompat, dan lain sebagainya. Kalau diibaratkan tubuh yang terus bergerak, pikiran itu over dosis gerakan. Makanya tidak heran, kalau sepertinya tidak ngapa-ngapain, tapi rasanya lelah dan kecapaian. Rasanya energinya habis, dan akhirnya batin pun kemrungsung.
Apalagi di zaman informasi yang semua berita, kasus, tulisan dan omongan orang dll bisa diakses dengan mudah. Semuanya diserap otak bagaiakan spons. Jika tidak dibarengi dengan kebijaksanaan berpikir, tentunya akan menambah keruwetan pikiran.
Belum lagi, kurangnya tubuh fisik bergerak, yang dilihat hanya layar monitor saja, otomatis yang bergerak cuma pikirannya, semakin cepat malahan gerakannya. Rasanya tidak ada apa-apa, tapi hawanya jengkel saja, sampai hp-pun barangkali ingin dikunyah saja. Komplitlah sudah ke-bete-annya.
Ketenangan pikiran bisa dilatih mulai dengan discipline of assent / judgment (disiplin dalam penilaian). Karena zaman internet seperti ini tidak bisa kita hambat informasi, maka penting sekali kita sendiri yang mengendalikan. Dalam membaca, mendengar, menyaksikan perlu kedisplinan diri untuk tidak memberikan penilaian yang berlebihan.
Ibarat daun-daun yang mengalir di sungai, ya biarlah ia lewat saja, tanpa perlu dipersepsikan dan dinilai macam-macam. Terlebih dipikir terlalu dalam sampai merusak suasana hati. Saat pikiran kita sibuk menilai segala sesuatu, pikiran akan menjadi lelah. Masa bodo kadang diperlukan juga dalam hal ini. Yang lewat biarlah lewat, kita cukup jadi pengamat pasif. Namun, bukan berarti apatis. Ada porsi tersendiri dimana memang perlu memikirkan sesuatu.
Kondisi meditatif/khusuk, baru akan tercapai jika diawali dengan state pikiran yang damai. Pikiran yang damai baru akan didapat saat ia, tidak over lompat-lompat. Mudah-mudahan puasa ini, bisa melatih pikiran kita menuju peace of mind…