Menu Pilihan

Zakiyah Darojah

Love, Joy, Peace & Blessed

Rida

Rida (baca: rido) adalah kondisi batin yang rela atas apapun. Baik tentang dirinya sendiri, tentang orang yang didatangkan dalam hidupnya, dan tentang takdir hidup yang digariskan untuknya.

Ketika saya menelusuri episode – episode hidup saya, dimana saya merasa menderita itu, ternyata saat saya tidak rida. Batin selalu protes mengapa keadaan tidak sesuai dengan yang saya harapkan. Dan saya juga menelusuri, episode-episode hidup dimana saya merasa bahagia dan utuh, yaitu saat saya rida dengan semua keadaan.

Jadi, segala pertumbuhan itu dimulai dari dalam batin kita sendiri. Selama seseorang masih suka protes, menyalahkan pihak lain, menyalahkan diri sendiri, bahkan mungkin menyalahkan Tuhan, kenapa begini kenapa begitu? Maka akan selalu merasa ada yang kurang dan batin akan terus kehausan.

Memiliki sikap batin yang rida, memang tidak mudah. Itu semacam sebuah pemberian dari-Nya, apakah kita sudah layak mencecap batin yang rida atau belum? Perjalanan sampai di titik ini panjang, menguras air mata dan menguliti ego-ego kita. Bahkan untuk bisa “menerima” saja terkadang sangat sulit, apalagi rida. Padahal menerima, itu pintu masuknya RIDA.

Tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mau terus belajar dan up grade diri, karena itu satu-satunya cara yang bisa dilakukan. hingga mudah-mudahan Allah akhirnya melihat kesungguhan kita yang ingin menjadi lebih baik setiap waktu. Dan akhirnya Allah memberikan hidayah kepada kita, untuk memiliki hati yang rida.

Dimulai dari menerima hal-hal yang saat ini mungkin belum sesuai harapan kita, dengan melihat dari sudut pandang yang lebih luas, bahwa segala sesuatu pasti mengandung sisi baik. Saat kita mampu melihat bahwa ada hal baik dalam segala sesuatu, meski itu tidak sesuai harapan kita saat ini, dari situlah kita mampu menerimanya.

Hidp ini seperti pilinan rantai DNA, sirkel. Yang dulu kita anggap musibah, bisa jadi saat ini jadi berkah.Yang dulu kita anggap penderitaan, saat ini bisa jadi pelajaran. Pun yang saat ini kita anggap sebagai kemalangan, justru bisa jadi suatu waktu nanti justru menjadi sebuah kekuatan. Seperti kata pepatah “pain is the gift, that nobody wants” (rasa sakit adalah hadiah yang tidak diinginkan siapapun). Jadi, sadari bahwa dalam segala sesuatu,  meski tampaknya tidak enak, tetapi pasti mengandung hal positif.

dengan kesadaran itu, semoga kita dikaruniai jiwa yang tenang, sebagaimana firman Allah swt, “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30).

Demikian Allah memanggil jiwa-jiwa yang rida, dengan panggilan mesra-Nya.

#KLIP

#ibuprofesionaluntukindonesia

#sinergijadiinspirasi

Rida

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas