(Foto dari Face Book)
Desember tahun lalu, suami menawarkan “mau jalan-jalan ke mana tahun depan?” aha, mata saya langsung berbinar. Jangan ditanya bahagianya, karena saya memang orang yang suka jalan-jalan, sementara beliau tidak. Jadi tawaran jalan-jalan itu merupakan suatu hal yang istimewa. Biasanya setiap kali jalan-jalan, saya yang selalu berinisiatif. Menentukan tujuan, merencanakan kunjungan, menghitung budget dan mengeksekusi, saya yang mengatur semua, suami tinggal ngikut saja 🤗
TURKI, tentu saja itu yang langsung terbersit di kepala saya waktu itu. Karena Turki ini satu negara yang sudah saya idam-idamkan sejak dulu. Meski Jepang, Eropa Timur, Mesir, Rusia, Dubai juga termasuk dalam list negara-negara yang menggiurkan untuk dikunjungi, namun hati mantep ke Turki, suami pun menyetujui. Ok, pencarian tour travel pun dimulai…Dan tidak lama untuk memutuskan memakai agen travel mana, karena kebetulan ada sahabat alumni kelas workshop Vibrasi suami saya, yang biasa traveling menggunakan jasa tour and travel yang bisa dipercaya. Kami memutuskan menggunakan travel itu, dan menentukan waktu keberangkatan yang sesuai dengan waktu longgar kami tentunya. Jadilah kami memilih bulan April untuk traveling kami. Dan bulan April, adalah waktu terindahnya di Turki karena pas musim Semi. Tulip warna warni yang cantik, bermekaran menghiasi negara 2 benua itu.
Semua sudah fix, tinggal berangkat saja. Sebagai pecinta bunga, bayangan menikmati indahnya kebun tulip warna warni di musim semi sudah terekam. Sebagai pecandu sejarah, napak tilas kejayaan dinasti Ottoman, di kota Istambul dan Bursa sudah tergambar jelas. Sebagai penyuka peta bumi, menelusuri selat Bosporus, yang memisahkan benua Asia dan Eropa sudah sangat membuat penasaran. Sebagai pecinta sufistik, menziarahi makam Maulana Jalaluddin Rumi di Konia yang merupakan sebuah impian yang lama terpendam, sudah membuat mata berkaca-kaca. Belum lagi keseruan menaiki balon udara di Cappadocia dan lain sebagainya destinasi yang sudah dirancang selama 12 hari. Benar-benar Honeymoon yang sempurna, yang membuat hati saya berbinar-binar bahagia🥰.
Dan hari keberangkatan pun tiba. Tanggal 6 April 2020, jadwal perjalanan itu mestinya dimulai. Namun, bayangan keindahan Turki sudah kabur. Karena saya masih di sini, di kota Jogja saat itu. Padahal, baju, sepatu dan tas baru sudah saya siapkan lhooo… Ehehe🙊
Pandemi Corona, bukan hanya membatalkan perjalanan saya. Namun juga berdampak pada semua lini hidup masyarakat, bukan hanya di Indonesia, namun juga dunia. Selain ditutupnya penerbangan dari Indonesia, negara Turki pun menutup bandaranya sebagaimana negara lainnya.
Hemmm saya jadi merenung … Barangkali saya telah melakukan Early Celebration (Perayaan yang Terlalu Dini). Perayaan terlalu dini? Bagaimana maksudnya? Yaitu kebahagiaan yang membuncah berlebihan, yang membuat kita optimis berlebihan, dan pada akhirnya bisa mengubah sesuatu yang sudah diinginkan sekali yang sudah di depan mata, tinggal mak bluk saja jatuhnya, namun menjadi berbelok. Dan yang terjadi, justru tidak sesuai yang diharapkan.
Ya, barangkali saking senangnya saya waktu itu, saat semua sudah fix, tinggal berangkat saja, saya upload foto panorama Turki ini☝️ di facebook saya. Orang-orang pun jadi tahu kan ya, dan barangkali itu termasuk early celebration, perayaan terlalu dini 🤭. Seperti calon suami/istri yang suka dipamer-pamerkan, eeh ternyata putus, tidak jadi menikah. Seperti proyek yang sudah diceritakan kemana-mana bakalan goal, eeh ternyata gagal. Seperti peluang besar yang akan datang, dan saking gembiranya diceritakan ke orang-orang, eeh ternyata tidak jadi. Dan lain sebagainya cerita sejenis. Kenapa ini bisa terjadi? Barangkali karena ada getaran perasaan yang melampaui batas, sehingga membatalkan apa yang sudah di depan mata. Makanya dalam islam diajarkan, saat kebahagiaan datang membuncah, yang musti dilakukan bukanlah woro-woro, tapi sujud syukur. Agar getaran kegembiraan yang membuncah itu, tidak berlebihan, tapi disungkurkan kepala kita, agar hati sadar dan tidak berlanjut pada bangga diri apalagi kesombongan.
Meskipun saya yakin sekali semua memang sudah benar dan yang terbaik adanya, tapi barangkali tulisan ini bisa menjadi pengingat. Jika ada sesuatu yang membuat kita sangat bergembira, atau sangat besar harapan kita, sangat semangat, diam diam sajalah dulu, ceritanya nanti saja kalau sudah terjadi. Perbanyak syukur dan terima kasih pada Allah saja dalam sunyi. Eee barangkali kejebak “Perayaan yang terlalu dini” seperti saya, 🤗🤗