Tulisan ini saya rangkum sebagai hasil belajar saya mengikuti seminar online bersama ibu Septi Peni Wulandani dan bapak Dodik Maryanto, dalam acara Tuesday Talk Series, Professional Service yang diadakan oleh Lumbung Ilmu Ibu Profesional. Di sini saya menuliskan apa yang disampaikan ibu Septi, yang membawakan tema “Berbagi dan Melayani, Melejitkan Potensi.”
Pada dasarnya, sebenarnya semua orang ingin berbagi. Tetapi biasanya terkendala oleh apa si yang mau dibagi? dalam pikiran umumnya orang, mungkin yang terlintas saat diminta berbagi adalah berbagi dalam bentuk harta (uang). Padahal berbagi itu sangat luas sekali. Jika kita masih kebingungan mau berbagi apa? barangkali karena kita sendiri belum menyadari kelebihan dan potensi yang ada di dalam diri kita.
Ibu Septi menyampaikan bahwa kita akan berbagi dengan apa yang kita miliki. Betul sekali, karena tanpa kita memiliki sesuatu, lalu apa yang mau dibagi? Maka ibu Septi menyarankan untuk terus menaikkan tiga kekayaan. Yaitu kaya wawasan, kaya kegiatan, dan kaya gagasan. Dari 3 kaya ini, nantinya kita akan memiliki banyak hal untuk dibagikan. Kita menjadi orang yang tangannya selalu di atas, dan inilah yang disebut orang kaya. Inilah yang menjadi pondasi mental kaya versi Ibu Septi. Yaitu orang yang tidak pernah berhenti menjalankan misi hidup, selalu suka belajar, selalu mengembangkan diri, menghargai waktu dan selalu berbagi.
3 pondasi penting menuju mental kaya:
Kaya wawasan: Senantiasa belajar
Kaya kegiatan: Membangun portofolio
Kaya gagasan: Membangun kreativitas
Saat kita memiliki mental kaya ini, kita akan semangat untuk berbagi dan melayani. Dan kita akan melayani dengan TEGUH.
Bu Septi menggambarkan teguh dengan akronim bahasa Jawa, yaitu; GUPUH, LUNGGUH, SUGUH. maksudnya;
Gupuh; sebagai yang melayani kita sigap dan antusias dalam menyambut tamu yang akan kita layani.
Lungguh; sebagai yang melayani, kita akan mempersilahkan tamu kita untuk duduk dengan nyaman.
Suguh; sebagai yang melayani, kita akan bersuka cita memberikan suguhan terbaik yang kita punya kepada tamu kita.
Dari proses berbagi dan melayani yang terus menerus inilah, sebenarnya kita sendiri sedang melejitkan potensi diri kita. Jadi seperti puzzle yang mungkin awalnya berantakan, tidak tahu mau jadi apa nanti?tetapi semakin lama dijalani semakin akan ketemu gambar lengkapnya peta perjalanan diri kita menemukan potensi terbaik kita.
Mungkin ada yang berpikir, apa si yang mau dibagi? wong saya tidak punya apa-apa. Bagaimana mau melayani? wong kebutuhan sendiri, mengurus urusan sendiri saja masih keteteran. Dan pertanyaan sejenis lainnya. Bu Septi memberikan contoh tentang dirinya sendiri, bahwa jauh sebelum ia menjadi salah satu tokoh Perempuan Nasional, semasa masih menjadi ibu rumah tangga muda dulu, beliau sudah memiliki mental kaya, yaitu selalu mengkayakan diri dengan belajar menambah wawasan, selalu kreatif dengan banyak kegiatan, dan selalu mencurahkan gagasan-gagasannya menjadi aksi nyata. Karena kaya itulah, ia menjadi orang yang senang berbagi dan melayani. Dan terbukti komitmennya berbagi dan melayani mengantarkannya sampai pada titik saat ini. Yaitu beliau menjadi salah satu perempuan inspiratif Indonesia yang menginspirasi banyak perempuan di Indonesia.
Dari sikap mental kaya ini, kita akan dituntun untuk terus mempertajam dan memperkuat personal skill kita. Sehingga akan ketemu kekuatan spesifik dan otentik diri kita. Bahkan bu Septi mencontohkan, bahwa ia masih belajar dan mengambil sertifikasi keahlian di berbagai bidang. Maka ibu Septi memberikan semangat kepada kita semua, khususnya para perempuan untuk terus semangat belajar-terus mengembangkan diri-semangat berkarya-tidak berhenti berbagi, memberikan dampak bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Yuk, terus semangat berbagi dan melayani🥰
#KLIP
#ibuprofesionaluntukIndonesia
#bersinergijadiinspirasi