Bulan April ini, kami di Permata Hati divisi Saung Orang Tua, belajar Sistem Among. Materi ini dibawakan oleh mbak Rina Sumaryati.
Sistem among adalah sistem pendidikan ala Ki Hajar Dewantara. Yaitu suatu metode didik yang tidak menghendaki paksaan-paksaan melainkan memberikan tuntunan bagi hidup anak-anak agar dapat berkembang dengan subur dan selamat, baik lahir maupun batinnya.
Menurut Ki Hajar Dewantara ada tiga asas pendidikan yang disebut konsep Trilogi Kepemimpinan.
- Ing ngarso sung tulodo (di depan menjadi teladan)
- Ing madyo mangun karso (di tengah memberi semangat)
- Tutwuri handayani (di belakang memberikan dorongan dan arahan)
Menurut Rahardjo (2000), sistem among berkaitan dengan kata dasar “Mong” yang mencakup kata among, momong dan ngemong. Disebut 3 Mong, yaitu memberikan pengasuhan, perhatian dan stimulasi pada anak untuk mengembangkan aspek perkembangan anak. Dalam bahasa Indonesia di sebut Asah, Asih, Asuh.
Asah: Memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan, dan mendidik anak (Menentukan pertumbuhan fisik dan mental anak)
Asih: Menyuburkan kecerdasan majemuk (intelektual, bahasa, fisik, logika dan nalar)
Asuh: Mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual, sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang (perkembangan afeksi, moral, akhlak, emosi dan perilaku)
Ibu adalah orang pertama yang menemani tumbuh kembang anak. Sehingga belajar parenting sedari dini sangat penting untuk ibu dan calon ibu.
Kunci dari keberhasilan pola asuh adalah ibu yang bahagia. Sesuai dengan yang dikatakan Ketty Murtini, Psikolog dari biro psikologi metafora Purwokerto bahwa keberhasilan pola asuh dan pendidikan karakter anak dimulai dari ibu yang bahagia.
Seringkali yang membuat seorang ibu dan calon ibu tidak bahagia adalah masih adanya luka masa lalu yang terbawa hingga saat ini. Maka, menuntaskan diri dari luka-luka masa lalu sangat penting agar dapat menjadi ibu yang bahagia. Biasanya luka-luka masa lalu itu didapat saat kita masih kecil, dalam bentuk luka pengasuhan. Oleh karena itu sering disebut inner child.
Ada 3 step sembuh dari luka pengasuhan masa lalu.
- Kenali pola asuh orang tuamu
- Identifikasi Innerchild
- reparenting
Rangkuman materi Sistem Among, Rina Sumaryati.
Jurnal Hati Sistem Among
Untuk mengenali lebih jauh, apakah saya siap menjadi orang tua yang bahagia, maka saya perlu mengidentifikasi ke-3 tahapan penyembuhan luka pengasuhan tersebut.
- Kenali pola asung orang tua.
Setelah megisi kuisioner Parental Authority Questionnaire, bisa disimpulkan bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua saya kepada saya dulu adalah otoriter. Terutama jika berkaitan dengan ibadah atau yang berhubungan dengan agama. Juga terkait soal keuangan. Bukan bermaksud menyalahkan orang tua saya, karena saya yakin orang tua saya sudah memberikan yang terbaik yang beliau bisa untuk membesarkan dan mendidik saya. Tetapi ini adalah jalan untuk mengenali inner child di dalam diri saya.
2. Identifikasi inner child.
Jika saya menyelami masa kecil saya, dan mengamati respon yang saya berikan saat saya sudah dewasa, ada beberapa inner child negatif yang melekat dalam diri saya, di antaranya:
a. Haus penghargaan
b. Mudah terluka
c. Butuh perhatian lebih
d. Butuh pengakuan
e. Ingin didengar
f. Pelit dengan uang
g. Ragu-ragu mengambil keputusan
h. Kurang percaya diri, dll
Di antara inner child di atas, ada yang sudah berhasil diatasi, ada juga yang masih terus berproses untuk saya perbaiki. Paling tidak, saat saya tahu letak inner child saya, saya jadi tahu mengapa respon saya terhadap suatu kejadian seperti itu? sehingga saya bisa mawas diri.
3. Reparenting
Untuk memenuhi kebutuhan inner childe saya, beberapa hal yang sudah saya lakukan untuk reparenting, di antaranya:
a. Berbagi.
Dengan berbagi, saya mulai memberikan pendidikan pada inner child saya bahwa uang itu banyak sehingga tidak perlu pelit. Pelit menunjukkan bahwa uang itu langka dan sedikit. Sehingga justru yang terjadi seperti itu. Dengan mudah berbagi, inner child saya memahami bahwa duit itu banyak dan bisa datang kapan saja.
b. Menghargai orang lain.
Dengan menghargai orang lain, sesungguhnya saya sedang menghargai diri sendiri. Jika saya menuntut orang lain menghargai diri saya, itu saya hanya akan terluka. Justru ketika saya menghargai orang lain, orang lain pun menghargai saya.
c. Memberikan hadiah-hadiah kecil kepada diri sendiri.
Ini membuat saya merasa diperhatikan dan upaya saya dihargai. Jadi saya tidak perlu menuntut orang lain memerhatikan saya, karena saya sudah cukup diperhatikan oleh diri saya sendri.
d. Membuat karya.
Dengan membuat karya, saya akan semakin merasa diri saya ini berharga dan akan semakin menumbuhkan kepercayaan diri saya.
Reparenting ini masih terus saya jalankan hingga saat ini dan ke depan.
Inner child
#jurnalsaungorangtua
#permatahati
#divisisaungorangtua
#sistemamong
#energicintakeluarga
#behappybeempowered&growtogethet