Apa yang anda lakukan saat mendapati ada masalah yang mungkin sedang menimpa diri anda?
Apa anda diam saja dan berharap semua baik-baik saja? atau anda stress memikirkan masalah tersebut? atau anda cerita kemana-mana mencari jawaban ke orang lain dari masalah anda?
Masalah sebenarnya suatu indikasi atau pertanda. Pertanda ada sesuatu yang tidak beres dan butuh diperbaiki. Dan, sebenarnya diri kita sudah dilengkapi dengan indikator yang sangat komplit untuk melihat, bagian mana yang butuh dibenahi. Ibaratnya sebuah pesawat yang dilengkapi banyak indikator untuk melihat jika ada masalah di dalam pesawat tersebut. Misalnya indikator bahan bakar, indikator tekanan udara, indikator kecepatan udara, indikator kemiringan pesawat terhadap udara dan lain-lain. Peswat merupakan alat transportasi yang paling banyak indikatornya. Tentunya ini demi keselamatan pesawat dan penumpangnya.
Jika terjadi masalah X pada pesawat, maka indikator dalam kokpit pesawat akan menunjukkan dari manakah masalah itu muncul? apakah dari tekanan udara, kecepatan udara, bahan bakar, kemiringan pesawat, atau lainnya? dengan begitu pilot atau yang menjadi pengendali pesawat bisa langsung menangani masalahnya karena tahu dari mana asal masalah tersebut. Sehingga bisa diputuskan apakah pesawat masih bisa terus melanjutkan perjalanan atau diperlukan untuk melakukan pendaratan darurat.
Sebagaimana pesawat ada indikatornya, diri manusia pun sama. Jika pesawat dilengkapi indikator yang sangat komplit dan canggih, manusia jauh lebih canggih lagi tentunya. Tetapi sayangnya terkadang kita tidak aware dengan indikator dalam diri kita, dan justru sibuk dengan masalahnya. Indikator di dalam diri kita, bisa kita kenali melalui emosi, pikiran dan juga tubuh.
Namun seringkali kita mengabaikan indikator-indikator tersebut. Sehingga permasalahan bukan semakin mengecil, namun bisa jadi semakin membesar.
Jadi, misalnya anda merasa ada masalah, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasinya. Mengidentifikasi masalah, dilihat dari indikator di dalam diri kita. Sebagaimana seorang pilot, bisa langsung mengidentifikasi dimana persoalan berada, dengan melihat instrumen indikator di dalam kokpit pesawat.
Misalnya, anda sakit kepala. Bisa diidentifikasi kenapa sakit kepala? Apakah kurang makan? Apa kebanyakan pikiran? Apa sedang tidak harmonis dengan pasangan dan keluarga? Atau tidak punya uang? Atau anda kurang tidur? Dan lain sebagainya.
Dengan mengamati diri sendiri nanti akan ketemu jawabannya. Oh, ternyata kurang tidur, berarti solusinya adalah tidur yang lelap. Oh belum makan dari kemarin, berarti solusinya makan. Oh ternyata stres terlalu banyak pekerjaan, berarti solusinya istirahat. Oh ternyata karena nggak punya duit, berarti solusinya kerja. Jadi ketika kita memahami indikator di dalam diri kita, kita jadi tahu dimana yang salah dan bagaimana cara mengatasinya.
Kebanyakan diantara kita, belum juga mengamati indikator-indikator apa yang sedang menyala di dalam diri kita, sudah langsung mencari solusi di luar sana dengan menceritakannya ke mana-mana. Akhirnya kembali ke rumah, permasalahan belum juga terselesaikan. Karena masalahnya ada di dalam diri kita sendiri kok, bukan di luar sana. Misalnya ada pihak-pihak yang membantu, seperti terapis, psikiater, dokter, ustadz itu hanya bersifat menemukan mana dari diri anda yang perlu dibenahi. Mereka bukan sumber solusi. Meski demikian, pergi ke seorang ahli itu lebih bagus, daripada sekedar curhat ke sana ke mari pada yang bukan ahlinya. Hanya sekedar buang sampah ke mana-mana. Jelas itu tidak menyelesaikan masalah.
Ketidakmampuan mengidentifikasi masalah ini, bisa menjadikan orang jadi salah kaprah. Stres karena nggak punya duit, larinya meditasi. Ya meditasi boleh, tapi itu hanya sarana agar bisa berpikir dengan jernih dengan hati yang tenang sehingga ketemu solusi. Bukan alasan lari dari tanggung jawab menafkahi keluarga. Keluarga tidak harmonis, larinya cari gebetan baru. Ya tambah berantakan keluarganya.
Atau ada yang penganut aliran positif thinking. Sehingga anda selalu berpikir positif tentang segala sesuatu. “semua akan baik-baik saja”, semua sudah benar adanya”, tanpa anda sadar, apa yang sedang terjadi. Hal itu bukan salah, tetapi penerapan sikap demikian, apabila konteksnya tidak tepat, bisa menjadi blunder untuk diri sendiri. Positif thingking bagus, negatif thingking juga perlu, sehingga akan ketemu right thingking. Berpikir yang benar sesuai situasi dan kondisi.
Kemampuan mengidentifikasi masalah, sangat berkaitan dengan kemampuan berkomuniasi dengan diri sendiri. Seseorang yang mahir dalam komunikasi dengan dirinya sendiri, dipastikan mahir juga dalam mengidentifikasi masalah dan menanganinya. Maka jika ada masalah yang menerpa, sebelum menyalahkan yang di luar, coba lihat dulu ke dalam diri sendiri. Dimana kesalahannya, dan bagaimana cara mengatasinya. Pasti di sana ada jawabannya.
Di sinilah barangkali yang disebut, pentingnya introspeksi diri. Introspeksi diri bukan berarti menyalahkan diri terlalu besar. Tapi hanya sekedar melihat sisi mana yang keliru dan butuh diperbaiki. Baik di tubuh, di pikiran kita, dihati kita, di emosi kita, yang melahirkan cara berpikir, cara bersikap, cara merespon sesuatu dan lain sebagainya.
Dengan hening, akan sangat membantu diri kita melihat ke dalam diri kita sendiri. Berkomunikasi dengannya, dan menanyakan masalah yang mungkin sedang anda hadapi dan butuh solusi. Untuk materi hening, silakan baca di sini
Terakhir, jika ada masalah, berdoa pada Tuhan mungkin itu satu hal yang sudah umum dilakukan oleh kita umat beragama. Tentunya itu sangat bagus. Memasrahkan segala permasalahan yang sedang kita hadapi kepada Tuhan, dan memohon pertolonganNya. Hal ini sangat bermanfaat untuk melepaskan beban-beban yang kita tanggung. Dengan memasrahkan, kita menjadi ringan dan kuat.
Dan dengan ditambah komunikasi dengan diri sendiri, hal tersebut semakin lengkap, karena Tuhan berkomunikasi dengan kita lewat bahasa rasa. Sehingga terkadang muncullah ilham, intuisi, ide, inspirasi, kesadaran, semangat dan lain-lain sebagai jawaban yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Selamat mengidentifikasi masalah, dan selamat menemukan solusinya dengan bertanya ke dalam diri anda sendiri. Dan setiap permaslahan yang kita hadapi, sebenarnya sarana untuk menaikkan kapasitas di dalam diri kita.